Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlu Kerja Keras untuk Dongkrak Daya Saing

Kompas.com - 31/05/2013, 19:00 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perekonomian Hatta Rajasa ikut berkomentar soal daya saing Indonesia yang tertinggal dari Filipina. Hatta mengingatkan kepada semua pihak agar bekerja keras mengejar ketertinggalan tersebut.

"Saya kira memang kita harus bekerja keras untuk itu. Beberapa indikator daya saing itu harus kita benahi," kata Hatta saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (31/5/2013).

Hatta menambahkan bahwa daya saing yang harus dibenahi adalah dari sisi infrastruktur, kemudahan dalam berinvestasi, pelayanan publik, indeks korupsi hingga pelayanan perizinan satu atap untuk menekan birokrasi yang lambat.

Hatta menegaskan meski perekonomian Indonesia tumbuh di atas 6 persen setiap tahun, bukan berarti Indonesia bisa lengah. Sebab, banyak negara yang ekonominya tumbuh di atas Indonesia. Misalnya Filipina yang baru saja merilis pertumbuhan ekonominya di kuartal I-2013 tumbuh 7,8 persen.

"Kita masih bersyukur bisa tumbuh di atas 6 persen. Walaupun kita harus kerja keras lagi karena seharusnya kita masih bisa tumbuh di atas 7 persen," tambahnya.

Ditemui terpisah, Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan memang sudah ada perbaikan dari sisi daya saing atau tingkat kompetitif masyarakat Indonesia dibandingkan sebelumnya. "Namun Anda juga mesti melihat satu negara lain. Tingkat kompetitif mereka naik. Artinya kalau ada perbaikan, kita tidak boleh kalah dengan negara lain (Filipina)," tambah Chatib.

Seperti diberitakan, tingkat daya saing ekonomi Indonesia secara global pada tahun 2013 naik tiga peringkat dibanding tahun sebelumnya. Menurut laporan Institute for Management Development (IMD), Kamis (30/5/2013), Indonesia berada di posisi 39 dalam daftar World Competitiveness Rankings 2013.

Tahun lalu, peringkat Indonesia berada di urutan 42. Meski tahun ini naik, peringkat Indonesia masih di bawah negara-negara ASEAN lainnya. Filipina, misalnya, tepat di atas Indonesia di urutan 38. Sementara posisi tiga negara jiran lainnya sangat jauh, seperti Singapura yang berada di peringkat 5, Malaysia 15, dan Thailand 27.

Namun, daya saing Indonesia masih lebih baik dibandingkan negara-negara BRICS, kecuali China yang berada di posisi 21.  Negara BRICS lainnya, yakni Brasil berada di posisi 51, Rusia (42), India (40), dan Afrika Selatan (53).

"Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan sangat berbeda dalam strategi daya saing dan kinerja mereka, tetapi BRICS tetap negara-negara berpeluang," kata GStephane Garelli, Kepala Pusat Daya Saing Dunia IMD seperti dikutip AFP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com