Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penaikan Harga BBM Bersubsidi untuk Tekan Defisit

Kompas.com - 04/06/2013, 15:58 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyatakan jika harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tidak dinaikkan, maka defisit neraca perdagangan akan semakin melebar.

Selama ini, neraca perdagangan Indonesia selalu defisit. Bahkan untuk neraca perdagangan pada April 2013, defisit mencapai 1,62 miliar dollar AS, dan menjadi defisit tertinggi kedua setelah Oktober 2012 lalu sebesar 1,88 miliar dollar AS.

"Semakin cepat harga BBM dinaikkan, maka kita akan bisa mengatur neraca perdagangan (yang selama ini terus defisit)," kata Gita saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (4/6/2013).

Gita menambahkan, dengan kondisi global yang belum pulih, maka hal tersebut otomatis akan berdampak ke perekonomian dalam negeri. Seperti diketahui, kinerja ekspor bulan April 2013 masih mengalami penurunan 2,2 persen menjadi 14,7 miliar dollar AS. Ekspor tersebut terdiri dari ekspor migas sebesar 2,4 miliar dollar AS, turun 18,4 persen dari bulan sebelumnya, dan ekspor nonmigas sebesar 12,3 miliar dollar AS, naik 1,7 persen dari sebulan sebelumnya.

Untuk ekspor dari Januari hingga April 2013 juga masih turun 7,1 persen menjadi 60,1 miliar dollar AS. "Penurunan nilai ekspor tersebut dipicu oleh belum membaiknya harga beberapa komoditas ekspor nonmigas Indonesia di pasar internasional," tambahnya.

Selama ini, ekspor Indonesia sekitar 65 persen berasal dari ekspor barang komoditas. Terlebih lagi, bahan tersebut juga belum memiliki nilai tambah sehingga kurang bisa memiliki nilai jual lebih tinggi. Di sisi lain, impor Indonesia juga lebih tinggi. Hal ini dibuktikan dengan impor bulan April 2013 sebesar 16,3 miliar dollar AS, naik 9,6 persen dari sebulan sebelumnya.

"Kenaikan impor migas selama Januari-April ini disebabkan oleh peningkatan permintaan minyak mentah yang naik 20,4 persen," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

    Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

    Whats New
    Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

    Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

    Whats New
    Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

    Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

    Whats New
    Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

    Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

    Whats New
    Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

    Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

    Whats New
    Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

    Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

    Whats New
    Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

    Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

    Whats New
    Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

    Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

    Whats New
    LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

    LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

    Work Smart
    Jadi 'Menkeu' Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

    Jadi "Menkeu" Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

    Spend Smart
    Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

    Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

    Whats New
    Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

    Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

    Whats New
    Bank Mandiri Genjot Transaksi 'Cross Border' Lewat Aplikasi Livin’

    Bank Mandiri Genjot Transaksi "Cross Border" Lewat Aplikasi Livin’

    Whats New
    Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

    Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

    Whats New
    Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

    Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com