Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Defisit, Perusahaan Media Bakrie Belum Bagi Dividen

Kompas.com - 05/06/2013, 11:56 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) belum membagikan dividen pada tahun 2013. Hal ini karena saldo laba ditahan perseroan masih defisit.

Direktur VIVA Charlie Kasim mengatakan, saldo laba ditahan perseroan hingga akhir 2012 masih rugi Rp 290 miliar.

"Karena masih defisit, maka perseroan memilih untuk tidak membagikan deviden pada tahun ini," kata Charlie saat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) VIVA di Kompleks Rasuna Episentrum Jakarta, Rabu (5/6/2013).

Charlie menambahkan, perseroan ke depan akan terus berekspansi di bidang teknologi dan informasi demi meningkatkan bisnis perseroan.

Di tempat yang sama, Presiden Komisaris VIVA Anindya Novian Bakrie menambahkan, perseroan akan terus memberikan manfaat bagi pemegang saham, khususnya dividen, seiring dengan perbaikan kinerja bisnis perseroan ke depan.

"Saat ini kami belum dalam posisi return on earning (ROE) positif. Tapi tentunya ke depan kami ingin terus untung sehingga suatu saat akan beri dividen. Itu seiring dengan perbaikan kinerja perusahaan dan ingin memberi manfaat bagi pemegang saham," kata Anindya.

Seperti diberitakan, laba bersih VIVA pada kuartal I-2013 naik 180 persen dari Rp 200 juta menjadi Rp 3,6 miliar, yang salah satunya disumbang oleh efisiensi biaya pembuatan program dan penyiaran.

Presiden Direktur VIVA Erick Thohir mengatakan, sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, pendapatan perseroan tercatat naik 27,5 persen dari Rp 244,8 miliar menjadi Rp 312,2 miliar. "Kenaikan kinerja yang positif ini menunjukkan bahwa VIVA sudah berada pada arah yang benar," kata Erick dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (3/5/2013).

Dalam hal pendapatan sebelum bunga, pajak, dan amortisasi (Ebitda), perusahaan ini juga mengalami kenaikan 61,4 persen dari Rp 54,6 miliar menjadi Rp 88,1 miliar. Sementara itu, lonjakan marjin Ebitda dipicu oleh stabilnya biaya program dan penyiaran (broadcast) yang hanya meningkat Rp 500 juta menjadi Rp 87,3 miliar. Dengan demikian, rasio beban pos tersebut menurun dari 35,5 persen menjadi 28 persen.

"Stabilnya biaya program dan broadcast merupakan hasil dari upaya mengontrol struktur biaya dan sinergi antar-entitas anak perusahaan yang semakin solid, tetapi tetap menghasilkan pendapatan yang optimal," tambahnya.

Ke depannya, Erick menambahkan, VIVA akan terus menerapkan strategi melalui penayangan konten-konten yang berkualitas sehingga dapat menghibur para pemirsa di seluruh Tanah Air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com