Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Investigasi Kenaikan Harga Jengkol

Kompas.com - 06/06/2013, 14:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi IV DPR, Viva Yoga Mauladi, meminta pemerintah menginvestigasi penyebab kenaikan harga jengkol di pasaran. Jika ada indikasi penimbunan, Viva meminta aparat penegak hukum segera menangkap para spekulan.

"Sebab, hal itu menjadikan masyarakat rugi dan terbebani dengan tingginya harga. Tapi,, jika kenaikan harga itu menguntungkan petani jengkol, maka para petani jengkol dapat berkah karena mungkin saja volume produksi jengkol menurun," kata Viva kepada Tribunnews.com, Kamis (6/6/2013).

Namun, kata Viva, biasanya setiap kenaikan harga, para petani tidak pernah merasakan manisnya kenaikan harga secara signifikan. Kenaikan harga jengkol hanya memberikan keuntungan bagi para distributor, pengusaha, spekulan, dan para rentenir. "Mereka mampu mengendalikan pasokan barang dan mempermainkan harga," katanya.

Mengenai sulitnya mendapatkan jengkol saat ini, Viva mengatakan, jumlah permintaan yang naik sedangkan volume produksi jengkol tidak cukup memenuhi kebutuhan pasar. "Jengkol itu makanan rakyat. Banyak yang suka," tuturnya.

Viva menjelaskan bahwa jengkol merupakan produk hortikultura yang banyak ditanam rakyat. Pemerintah seharusnya dapat membudidayakan jengkol sebagai tanaman rakyat yang berguna untuk pengembangan produk kesehatan dari herbal.

"Selain jengkol, pemerintah bisa mengembangkan tanaman rakyat untuk program peningkatan kesejahteraan masyarakat," katanya

Diketahui, harga jengkol di sejumlah wilayah Indonesia, terutama Pulau Jawa, naik menembus Rp 50.000 per kilogram.

Seperti diberitakan, di Pasar Singaparna Tasikmalaya, misalnya, selama sebulan ini pedagang tidak mendapat pasokan jengkol. Harga jengkol di pasar itu terakhir mencapai Rp 40.000 per kilogram, lebih mahal dari harga ayam Rp 28.000 per kilogram.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

    Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

    Rilis
    Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

    Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

    Whats New
    Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

    Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

    Whats New
    IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

    IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

    Whats New
    Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

    Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

    Whats New
    Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

    Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

    Whats New
    Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

    Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

    Whats New
    Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

    Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

    Whats New
    Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

    Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

    Whats New
    Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

    Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

    Whats New
    Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

    Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

    Whats New
    CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

    CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

    Whats New
    Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

    Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

    Whats New
    BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

    BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

    Whats New
    BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

    BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com