Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesawat MA-60 Tergelincir, Dahlan Serahkan ke Merpati

Kompas.com - 12/06/2013, 16:56 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak banyak berkomentar soal pesawat Merpati Nusantara Airline yang tergelincir di bandara Kupang. Baginya, hal tersebut merupakan urusan bisnis Merpati.

"Ini kan lagi diperiksa. Kalau memang pesawat tersebut tidak boleh digunakan, ya sudah, malah meringankan Merpati," kata Dahlan saat ditemui di Komisi VI DPR Jakarta, Rabu (12/6/2013).

Dahlan pun juga enggan berkomentar apabila pesawat Merpati MA-60 tersebut dilarang beroperasi oleh Kementerian Perhubungan, apalagi jika maskapai tersebut mengalami penurunan jumlah penumpang akibat dampak pesawat tersebut habis tergelincir awal pekan ini. "Tidak apa-apa. Kan ada asuransinya kalau jatuh," tambahnya.

Seperti diberitakan, Kementerian Perhubungan menyatakan sudah mengirim tim untuk melakukan investigasi kecelakaan pesawat Merpati MA-60 di Bandara El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang terjadi pada Senin (10/6/2013) pagi. Di Indonesia, pesawat buatan China ini sudah tiga kali mengalami kecelakaan.

"Sudah tiga kali kecelakaan. Akan ada investigasi khusus untuk jenis pesawat tersebut," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Herry Bakti.

Menurut dia, investigasi akan mencakup sistem operasional, perawatan, hingga ketersediaan suku cadang pesawat tersebut di Indonesia. "Untuk suku cadang, kami harus mencari tahu apakah memang tidak diproduksi lagi atau ada kemungkinan operator yang tidak mampu beli karena kami tahu keadaan Merpati seperti apa saat ini," jelas Herry dalam jumpa pers di kantornya.

Saat ini, Merpati memiliki 14 pesawat tipe MA-60. Dari jumlah itu, hanya delapan pesawat yang masih beroperasi dan empat yang lain sedang dalam perawatan. Ketika kecelakaan terjadi, lanjut Herry, pesawat dalam kondisi layak terbang dan tidak ada persoalan dengan situasi maupun kondisi bandara.

Kecelakaan MA-60 paling tragis terjadi pada 7 Mei 2011. Saat itu, pesawat PK-MKZ bernomor penerbangan MZ8968 dari Bandar Udara Sorong kehilangan ketinggian dan jatuh bebas di laut, hanya 500 meter menjelang landasan pacu Bandar Udara Kaimana, Papua. Kondisi cuaca dalam penerbangan yang menewaskan dua pilot, dua awak kabin, seorang juru teknik penerbangan, serta 21 pemakai jasanya itu diketahui buruk dengan visibilitas sangat terbatas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com