Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Swasta Dapat Kelola Bandara

Kompas.com - 17/06/2013, 10:07 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan menyusun daftar prasarana bandar udara yang cocok dikelola swasta. Daftar ditargetkan selesai Juli 2013. Bandar udara itu antara lain Palu di Sulawesi Tengah, Tanjung Karang di Lampung, dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur.

”Kalau daftar sudah selesai disusun, tender bisa dilakukan. Kami sedang mencari swasta yang tertarik disertai penghitungan kembalinya modal serta manfaat untuk masyarakat,” tutur Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (15/6/2013).

Setelah tender dilakukan, pemerintah akan menentukan jumlah keuntungan yang harus disetor pengelola. Pilihan lain yakni, perusahaan yang memenangi tender langsung menyetor sejumlah dana.

”Perlu diingat, bandara (bandar udara) itu sudah jadi sehingga risiko swasta sangat minim. Akan tetapi, swasta juga bisa jika hendak membangun bandara baru,” kata Bambang.

Setidaknya sebelum akhir tahun 2013, diupayakan sudah ada satu bandara yang dikelola swasta. Pemerintah akan fokus agar bandara yang dikelola swasta itu dapat dijadikan model proyek.

”Mungkin saja pihak swasta bisa mengembangkan bandara sehingga lebih bagus dengan tarif penggunaan bandara lebih murah. Paling penting, publik mendapatkan manfaat,” ujar Bambang.

Pada Sabtu lalu, Bambang juga hadir dalam lokakarya bertema ”Kinerja Pembangunan Sektor Transportasi Dalam Rangka Menciptakan Konektivitas Antarwilayah di Indonesia” di Yogyakarta.

Seusai lokakarya, Bambang kembali mengemukakan, dana yang dibutuhkan untuk membangun infrastruktur perhubungan di Indonesia hingga tahun 2025 mencapai Rp 475 triliun. Penyediaan dana tak bisa bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, tetapi juga swasta. Pembangunan infrastruktur untuk kereta api membutuhkan dana paling besar atau mencapai Rp 326 triliun.

Direktur Sarana PT Kereta Api Indonesia Rono Pradipto mengatakan, penggunaan pengangkut barang dengan jalur darat mencapai 91,25 persen. ”Proporsi kereta api hanya 0,63 persen. Penggunaan kereta api akan ditingkatkan,” kata Rono. (BAY)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com