Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PTPN X Tawarkan Obligasi Rp 700 M

Kompas.com - 18/06/2013, 07:11 WIB
Agnes Swetta Br. Pandia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri gula nasional masih punya prospek meski berhadapan dengan beberapa kendala terutama perubahan iklim. Hambatan lain untuk mendongkrak produksi adalah dominasi pemain lama di industri gula. PTPN X melemparkan obligasi untuk mengumpulkan dana Rp 700 miliar, untuk menjaga kinerja dan daya saing.

"Produksi gula pada 2012 sebesar 2,6 juta ton belum mampu memenuhi kebutuhan nasional yang mencapai sekitar 5 juta ton. Meski permintaan tinggi, industri gula nasional belum mampu memenuhi karena hambatan untuk masuk ke industri relatif tinggi," papar Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) Subiyono di Jakarta, Senin (17/6/2013),

Industri gula merupakan industri padat modal sehingga pembangunan per 1.000 ton kapasitas membutuhkan investasi sekitar 24 juta dollar AS. Produsen, kata Subiyono, juga harus menyiapkan lahan tebu, minimal puluhan ribu hektar, serta membangun jalan dan saluran irigasi.

Salah satu upaya PTPN X bisa bertahan dan unggul di sektor gula, adalah dengan menerbitkan obligasi bernilai Rp 700 miliar bertenor lima tahun dengan tingkat bunga tetap. Periode pembayaran bunga dilakukan setiap kuartal.

Obligasi ini telah mendapat peringkat idA+ (Single A Plus) dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dengan outlook stabil. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi adalah PT Bahana Securities dan PT AAA Sekuritas dengan wali amanat PT Bank CIMB Niaga Tbk.

Masa penawaran awal obligasi ini dilakukan 17-24 Juni 2013 dengan kupon obligasi sebesar 8-9 persen. Subiyono menambahkan, sebanyak 61 persen dana obligasi digunakan untuk belanja modal dan modal kerja guna mengoptimalkan kinerja 11 pabrik gula (PG) milik PTPN X. "Untuk mengejar target produksi 538.000 ton gula pada 2013," kata Subiyono.

Adapun sisa 39 persen dana perolehan obligasi akan digunakan untuk pelunasan outstanding kredit di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Subiyono menambahkan, obligasi tersebut akan mendapat sambutan luas dari para investor, karena dari sisi keuangan BUMN gula terbesar di Indonesia itu mempunyai neraca yang solid dengan struktur permodalan yang berimbang serta profitabilitas tinggi.

PTPN X mempertahankan rasio leverage yang konservatif di mana debt to equity ratio (DER) mencapai 0,51 kali dan ditargetkan 0,2 kali pada 2017. Adapun rasio utang terhadap EBITDA 1,11 kali dan ditargetkan 0,7 kali pada 2017. Angka-angka ini menunjukkan tingkat pinjaman berada di level yang bisa dikelola dengan baik untuk menunjang ekspansi usaha.

Posisi likuiditas perseroan diklaim sangat sehat, di mana rasio lancar selalu di atas 1,3 kali sejak 2008. Posisi aktiva lancar perseroan lebih besar dibanding kewajiban lancar. Pendapatan perseroan mencapai Rp 2,14 triliun pada 2012 dan ditargetkan sebesar Rp 2,5 triliun pada 2013.

Pada tahun berikutnya pendapatan ditargetkan terus tumbuh hingga mencapai Rp 3,6 triliun dalam lima tahun ke depan. Laba bersih 2012 mencapai Rp 378 miliar, tumbuh 144 persen dibanding 2011.

Subiyono menambahkan, harga gula PTPN X lebih tinggi dibanding pesaing karena kualitas yang lebih baik. Harga jual gula PTPN X tercatat Rp 10.200 per kilogram, lebih tinggi dibanding rata-rata nasional Rp 9.707 per kilogram.

Profitabilitas semakin menjanjikan karena harga jual gula yang tinggi ditopang oleh harga pokok produksi yang rendah di kisaran Rp 5.500 per kilogram, terendah dari seluruh BUMN gula. Pada 2012 perseroan memproduksi 494.000 ton gula, tertinggi di antara perusahaan pergulaan lainnya.

Produktivitas lahan tebu di lingkungan PTPN X mencapai 84,2 ton tebu per hektar, lebih tinggi dibanding rata-rata seluruh perusahaan pergulaan di Indonesia yang hanya 62 ton tebu per hektar. Rendemen (kadar gula dalam tebu) PTPN X adalah 8,14 persen, juga lebih tinggi dibanding rata-rata Indonesia 7 persen sampai 7,5 persen.

Kinerja perseroan bakal semakin meningkat dengan ditopang ekspansi pada produk turunan tebu nongula. Diversifikasi produk dilakukan dengan menggarap bioetanol yang berbahan baku tetes tebu.

Pabrik bioetanol milik PTPN X di Mojokerto yang berkapasitas 30 juta liter per tahun akan beroperasi tahun ini dengan nilai investasi Rp 461,21 miliar. Selain bioetanol, perseroan juga menggarap diversifikasi produk berupa listrik dari ampas tebu, listrik dari limbah bioetanol, dan pupuk biokompos. Potensi bisnis diversifikasi produk tersebut menjanjikan pendapatan hampir Rp 1 triliun setiap tahun.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com