Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Orde Baru Ini Terbukti Berhasil Cetak Orang Kaya

Kompas.com - 24/07/2013, 13:35 WIB
Bambang Priyo Jatmiko

Penulis


SIAK, KOMPAS.com — Boleh saja kepemimpinan Soeharto di era Orde Baru dikritik habis-habisan. Namun, tidak semua program pembangunan yang digagas kala itu buruk. Sebut saja program transmigrasi.

Belakangan, program tersebut berhasil mencetak jutawan di daerah seiring dengan naiknya pamor kelapa sawit di pasar internasional, seperti dialami Musimin, transmigran asal Cilacap, Jawa Tengah.

Saat pertama kali datang ke Riau pada tahun 1991, dia mendapat jatah lahan seluas 2 hektar. Lahan tersebut ditanami kelapa sawit. Saat ini, lahan kelapa sawit yang dimilikinya mencapai 16 hektar.

Dia menambah luasan lahan dengan cara membeli lahan rekan-rekannya yang memilih kembali ke Jawa lantaran tidak sabar menanti hasil sebagai transmigran. Dengan lahan seluas itu, Musimin bisa mendapat penghasilan sebesar Rp 40 juta-Rp 50 juta per bulan.  Dia juga memiliki rumah yang besar dan kendaraan.  "Sebelum jadi transmigran, saya kerja sebagai buruh bangunan di Cilacap," ujarnya, Rabu (24/7/2013).

Musimin mengungkapkan, rekan-rekannya yang kembali ke Jawa saat ini banyak yang menyesal karena mereka harus kembali dari nol lagi.

Kisah serupa diungkapkan Rustamari, transmigran asal Solo, Jawa Tengah. Ketika datang ke Riau pada tahun 1991, dia mendapat jatah lahan seluas 2 hektar. Saat ini, lahan kelapa sawit yang dimilikinya mencapai 10 hektar.  Dari lahan itu, dia memperoleh pendapatan Rp 25 juta hingga Rp 30 juta per bulan.

Para pemilik kebun kelapa sawit itu merupakan sebagian dari petani plasma PT Asian Agri. Hingga saat ini, jumlah petani plasma perusahaan ini mencapai 29.000 yang tersebar di wilayah Jambi dan Riau.

Pola kemitraan petani plasma tersebut juga diterapkan sejumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit nasional. Adapun petani plasma tersebut sebagian besar adalah para transmigran dari Jawa.

General Manager Asian Agri Freddy Widjaya menjelaskan, pola kemitraan ini berhasil meningkatkan taraf perekonomian masyarakat di daerah. "Untuk tahun ini, kami memperkirakan produksi CPO mencapai 1 juta ton, dan kami mendapatkan pasokan buah juga dari petani plasma," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com