Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bursa Saham BRIC Terus Tertekan

Kompas.com - 05/08/2013, 11:23 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Bursa saham Brasil, Rusia, India, dan China yang dikenal sebagai BRIC anjlok signifikan pada tahun ini akibat kondisi ekonomi yang suram sehingga memaksa investor hengkang ke tempat lain.

Indeks Bovespa di Brasil termasuk yang anjlok terparah di dunia, dan nilai pasar telah hilang sekitar 20 persen sejak Januari. Sementara itu, indeks Shanghai Composite jatuh 12 persen, indeks Micex lebih rendah 7 persen, dan indeks Sensex di Mumbai turun 1 persen.

"Saya bisa mengatakan BRIC akan mengalami gangguan. Terkadang kualitas pertumbuhan pada periode berikutnya tidak akan terlalu bagus," kata Sean Derby, kepala strategi ekuitas global di Jefferies, dikutip Senin (5/8/2013).

Pada saat yang sama, pasar di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa justru mengalami kenaikan hingga level tertinggi sebelum krisis 2008.

Mantan ekonom Goldman Sachs, Jim O'Neill menuturkan, BRIC memang merepresentasikan negara berkembang dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik. Negara-negara tersebut menyumbang 20 persen output ekonomi dunia. Dana di pasar ekuitas juga sangat baik.

Namun, untuk saat ini, kondisi itu tidak bertahan. Pertumbuhan PDB China jatuh di bawah 7,5 persen tahun ini akibat rencana pemerintah untuk mengimplementasi perubahan struktural ekonomi.

Di sisi lain, Brasil dilanda ketidakstabilan politik dan berada di bawah tekanan. Ekonomi kuartal II-2013 di Rusia dapat dikatakan buruk karena lambatnya investasi dan sepinya pasar ekspor.

"Semua negara BRIC memiliki masalah struktural yang kemungkinan menahan kenaikan indeks bursa saham di negara-negara itu," kata tulis riset Capital Economics baru-baru ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com