Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penguatan Dollar AS Tekan Harga Emas

Kompas.com - 06/08/2013, 09:32 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Harga emas berjangka jatuh lima kali berturut-turut, dan membuat harga komoditas ini berada dititik terendah sejak Mei 2013, akibat naiknya nilai dollar AS.

Nilai tukar dollar AS mengalami kenaikan sebesar 0,4 persen menjadi 1,32 terhadap euro. Sementara itu, harga emas telah jatuh 22 persen sepanjang tahun ini akibat menguatnya nilai mata uang tersebut. 

Selain karena menguatnya dollar AS, anjloknya harga logam mulia itu juga akibat kekhawatiran investor terhadap langkah Federal Reserve yang akan mengurangi stimulus perekonomian.

"Menguatnya dollar AS terhadap euro membuat harga emas semakin tertekan. Beberapa investor berada dalam persimpangan karena mereka ingin kejelasan dari Fed," kata David Lee, VP Heraeus Precious Metals Management di New York, dikutip Selasa (6/8/2013).

Emas berjangka untuk pengiriman pada Desember turun 0,6 persen di angka 1.302,40 dollar AS per ounce di Comex New York. Pekan lalu, the Fed mengatakan akan mempertahankan program pembelian obligasi sebesar 85 miliar dollar AS secara bulanan.

Fed juga memperingatkan inflasi yang masih rendah dapat menghambat ekspansi ekonomi. Setengah dari 54 ekonom dalam survei Bloomberg bulan lalu memperkirakan the Fed memutuskan untuk mengurangi pembelian obligasi pada bulan September.

Di New York Mercantile Exchange, platinum berjangka untuk pengiriman Oktober turun 0,2 persen menjadi 1.448,10 dollar AS per ounce. Palladium berjangka untuk pengiriman September naik 0,8 persen ke 735,20 dollar AS per ounce.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com