Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulu Mata dan Rambut Palsu Dominasi Ekspor Kerajinan Tangan

Kompas.com - 19/08/2013, 14:04 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Bulu mata dan rambut palsu menjadi penyumbang terbesar dalam ekspor produk handicraft atau kerajinan tangan. Kedua barang tersebut menyumbang 30 persen dari total ekspor produk handicraft.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Gusmardi Bustami mengatakan kedua produk tersebut mendapat banyak permintaan dari pasar luar negeri. Hal ini dikarenakan para pekerja di Indonesia mempunyai talent dan ketelitian.

"Ekspor handicraft didominasi rambut palsu dan bulu mata. Sekitar 30 persen pendapatan. Kebanyakan ke Amerika dan Eropa. Selain itu handicraft berbahan kayu dan keramik juga mengalami kenaikan, tetapi tidak sebesar rambut palsu dan bulu mata," ujarnya di Gedung Kementerian Perdagangan, Senin (19/8/2013).

Gusmardi menambahkan, bulu mata yang banyak ditemui di Eropa dan Amerika, atau di mal dan toko-toko fasion itu merupakan hasil dari kerajinan di Indonesia. Sampai-sampai, brand-brand terkenal yang ada di pasar luar negeri yang menjual produk-produk asal Indonesia.

"Ini harus kita jaga. Ini membutuhkan orang-orang sabar dan mempunyai keahlian untuk menata bulu mata, dan kita mempunyai itu," katanya.

Adapun ekspor produk kerajinan Indonesia pada tahun 2012 mencapai 696 juta dollar AS. Angka tersebut meningkat 13 persen dibandingkan tahun 2011 dengan nilai ekspor 614 juta dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com