Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG dan Rupiah Jeblok, Apa Tindakan Pemerintah?

Kompas.com - 20/08/2013, 09:10 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan signifikan. Lantas apa upaya pemerintah untuk menstabilkan indikator makro ekonomi itu?

Semalam, Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) yang terdiri dari Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Bank Indonesia (BI) melakukan rapat untuk mengambil sejumlah kebijakan dalam stabilisasi IHSG dan rupiah.

Pelaksana tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemerintah masih menganalisa lebih jauh dan menyikapi adanya pelemahan rupiah dan IHSH hingga hari kemarin.

"Yang paling penting dari rapat tadi (semalam) adalah akan ada rapat di tingkat menteri keuangan dan gubernur BI serta dewan komisioner OJK serta LPS dalam minggu ini. Kita akan ada policy action yang sama untuk stabilisasi pasar. Di ujungnya kita akan terus menjaga stabilitas eksternal dari perekonomian kita," kata Bambang di kantor Kementerian Keuangan Jakarta, Senin (19/8/2013) malam.

Namun Bambang mengaku pelemahan nilai tukar rupiah dan IHSG itu karena pengaruh eksternal dan domestik. Dari eksternal, Bambang mengatakan investor masih khawatir soal rencana kepastian pengetatan atau justru melunaknya bank sentral AS dalam pemberian stimulus fiskal yang akan dilakukan September mendatang.

Sementara dari sisi domestik, investor masih khawatir terhadap posisi neraca pembayaran Indonesia hingga kuartal II-2013 yang masih defisit hingga 4,4 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB). "Ini yang jadi konsen bagi investor yang berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah, surat utang negara dan pasar saham," tambahnya.

Sebagai tahap awal, pemerintah akan memperbaiki posisi neraca pembayaran agar konsidi sistem keuangan bisa stabil.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bank sentral akan berupaya menurunkan posisi defisit neraca pembayaran hingga 2,7 persen di kuartal III-2013. Upaya tersebut bisa terjadi karena sebagian besar neraca pembayaran defisit karena impor minyak masih tinggi.

"Impor migas kita masih tinggi. Nanti di kuartal III akan menurun karena dampak dari kenaikan harga BBM bersubsidi mulai ada. Demikian juga impor migas akan menurun. Saya kira ini akan mendorong perkembangan nilai tukar dan IHSG akan lebih baik ke depan," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com