Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menperin Tantang Investor "Ramaikan" Industri Pelumas

Kompas.com - 20/08/2013, 14:06 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian (Menperin) M S Hidayat menantang para investor untuk berekspansi atau membuka pabrik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor. Hidayat mengakui, industri pelumas di Tanah Air memang menghadapi beberapa tantangan, seperti bahan baku dan soal pengelolaan limbah.

"Industri pelumas saat ini mendapat tantangan dengan bahan baku dan bahan aditif yang sebagian besar masih diimpor," kata Hidayat pada acara groundbreaking pabrik Shell di Jakarta, Selasa (20/8/2013).

Hal tersebut, menurut Hidayat, menjadikan industri Pelumas di Indonesia hanya sebatas formulasi dan pencampuran (compounding). Industri pelumas juga belum terintegrasi antara industri hulu dan hilir.

Oleh karenanya, Hidayat menekankan pentingnya menjaga rantai pasok bahan bakar sehingga menghasilkan pelumas yang terintegrasi dengan minyak dan minyak dasar pelumas (lube base oil).

"Tantangan ini perlu dijawab oleh para investor dengan membuka atau ekspansi pabrik demi memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor," tegas Hidayat.

Di samping itu, Hidayat menyatakan industri pelumas juga menghadapi tantangan dalam hal pengelolaan limbah dan pengembangan teknologi. Industri pelumas dinilai menghasilkan limbah bahan berbahaya dan beracun.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian RI, saat ini terdapat lebih dari 200 produsen pelumas di Indonesia yang tersebar di berbagai wilayah, terutama di Pulau Jawa. Kapasitas produksi terpasang mencapai 70.000 kiloliter per tahun. Adapun nilai omzet yang diperkirakan mencapai lebih dari Rp 7 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com