"Kondisi rupiah terus bergejolak, mirip seperti krisis tahun 2008 - 2009," ungkap Harry di Jakarta, Rabu (21/8/2013).
Harry mengatakan, kondisi pelemahan rupiah ini ikut berdampak pada ikut melemahnya indeks harga saham gabungan (IHSG). Saat ini IHSG tertahan pada level sekitar 4.100.
Meskipun demikian, Harry dan pihaknya mengaku dengan mengalirnya dana asing ke pasar modal Tanah Air, maka IHSG akan bangkit kembali. Selain itu, Harry mengatakan nilai ekspor Indonesia juga akan ikut membaik dengan membaiknya perekonomian Amerika Serikat dan Zona Eropa.
"Kita optimistis karena dana asing yakin akan masuk ke Indonesia. Kalau ekonomi Amerika Serikat dan Zona Eropa membaik maka ekspor kita juga akan membaik," ujarnya.
Harry pun mengungkapkan pelemahan nilai rupiah berbanding lurus dengan pergerakan IHSG. Ia menjelaskan setiap penurunan rupiah sebesar 1 persen maka indeks pasar juga akan turun sebesar 1,1 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.