Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Berupaya Cegah PHK Massal

Kompas.com - 21/08/2013, 16:39 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, pemerintah akan berupaya mencegah terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) massal akibat situasi ekonomi di Indonesia. Pemerintah akan membuat kebijakan khusus untuk dunia usaha.

"Kita akan melakukan sesuatu bekerjasama dengan dunia usaha. Apapun tekanan yang dialami dunia usaha dan juga pemerintah, jangan sampai melakukan PHK. Bila terjadi PHK, akan lebih sulit bagi rakyat mencukupi kebutuhan sehari-harinya," kata Presiden saat jumpa pers seusai rapat terbatas bidang ekonomi di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu ( 21/8/2013 ).

Ratas tersebut membahas situasi ekonomi Indonesia terkini, yakni merosotnya nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hadir dalam rapat Wakil Presiden Boediono, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Keuangan Chatib Basri, Gubernur Bank Indonesia Agus Wartowardojo, dan menteri dan pimpinan lembaga terkait lainnya.

Presiden mengatakan, pemerintah akan menyusun kebijakan mencegah PHK dan mengatasi masalah ekonomi lainnya dalam dua hari kedepan. Pada Jumat ( 23/8/2013 ), kata Presiden, dirinya akan memutuskan paket yang akan dilakukan pemerintah.

"Pada hari Jumat juga akan diumumkan oleh para menteri teknis yang membidangi dan menangani masalah ini. Pada hari berikutnya dijalankan. Saya berharap kepada seluruh rakyat Indonesia untuk mendukung langkah-langkah mengatasi masalah ekonomi," kata Presiden.

Dalam penjelasannya, Presiden menyebut merosotnya nilai tukar rupiah dan IHSG akibat kekhawatiran pasar dalam negeri dan luar negeri jika pertumbuhan ekonomi Indonesia merosot hingga akhirnya membuat ekonomi Indonesia tidak baik.

Ada dua faktor kekhawatiran itu muncul, yaitu ditetapkannya kebijakan pengetatan stimulus moneter di Amerika Serikat. Kebijakan itu berpengaruh kepada situasi keuangan di banyak negara, termasuk Indonesia.

Faktor ke dua, menurunnya ekspor akibat resesi dunia dan tetap tingginya impor. Akibatnya, kata Presiden, neraca perdagangan dan neraca pembayaran menjadi tidak baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com