Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Masih Bakal Melemah

Kompas.com - 22/08/2013, 08:08 WIB
Robertus Benny Dwi Koestanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah diperkirakan semakin tertekan bersama mata uang di kawasan Asia. Penghentian program stimulus moneter oleh otoritas keuangan di Amerika Serikat membuat posisi dollar AS terus menguat.

Nilai tukar rupiah masih terus melemah ke Rp 10.775 per dollar AS (kurs tengah Bloomberg) atau 0,48 persen pada perdagangan kemarin, juga searah dengan pelemahan mata uang Asia lainnya. Sedangkan bursa Indonesia membaik, ditutup di 4.218,45 (naik 1,04 persen) di tengah bursa Asia yang kemarin yang variatif.

Sementara itu bursa global kompak ditutup turun merespon merespon negatif notulensi the Fed yang berpeluang besar melakukan penghentian stimulus. Dow indeks turun 14.897 (0,7 persen). Sedangkan yield obligasi pemerintah AS (Treasury Bond – TB) 10 tahun naik lagi menjadi 2,894 persen (0,079).

Notulensi the Fed pertemuan 30-31 Juli lalu menunjukkan the Fed merasa ’broadly comfortable’ dengan perkembangan data-data ekonomi AS, dan berencana mulai melakukan pengurangan hingga penghentian stimulus pada tahun ini. Pasar global merespon negatif notulensi tersebut.

Pasar Asia, menurut ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih, kemungkinan kembali terkoreksi pada hari ini mengikuti pelemahan bursa global kemarin. Untuk rupiah masih mungkin melemah ke Rp 10.800-11.200 per dollar AS dengan potensi menguatnya mata uang AS itu.

Menurut riset Trust Securities, masih tingginya yield obligasi AS untuk tenor 10 tahun begitu pun dengan yield SUN yang juga meningkat turut menambah sentimen negatif di pasar. Diperkirakan rupiah akan berada pada rentang harian Rp 10.525-10.854 per dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Whats New
Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Whats New
Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Whats New
Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Whats New
Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Whats New
Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com