"Perbankan harus lebih hati-hati, lebih prudent. Pertumbuhan kredit 18 persen (atau) 17 persen tidak masalah," ungkap Destry saat ditemui di Bursa Efek Indonesia, Kamis (22/8/2013).
Ia menyatakan pada kondisi perekonomian yang seperti ini, semua harus slow down. Menurutnya dalam kurun 2 tahun terakhir investasi sudah cukup besar. Yang harus dilakukan saat ini adalah mengutilisasi likuiditas yang telah ada secara efektif.
Lebih lanjut, Destry mengungkapkan masalah baru berupa tingginya rasio kredit bermasalah akan timbul bila perbankan memaksakan mengejar sektor kredit. Menurutnya kondisi ekonomi saat ini terjadi karena labilnya perekonomian global dan besarnya defisit neraca berjalan dalam negeri.
"Kalau defisit ini surplusnya tidak bisa menutup, currency kita akan tertekan. Kalau currency kita tertekan, kondisinya seperti sekarang," kata Destry.
Destry berharap pemerintah mengambil langkah jelas mengenai tantangan ekonomi jangka menengah dan panjang, peningkatan kualitas tenaga kerja, dan membangun kawasan industri serta infrastruktur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.