Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

INDEF: Rupiah Melorot karena Krisis Kepercayaan

Kompas.com - 24/08/2013, 17:03 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Institute Development Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati menyatakan, melorotnya nilai tukar rupiah terjadi karena krisis kepercayaan terhadap mata uang negeri sendiri. Enny mengatakan paket kebijakan ekonomi paket kebijakan ekonomi tidak menyentuh masalah ekonomi nasional, utamanya nilai tukar rupiah.

Seharusnya, paket kebijakan ekonomi yang diumumkan pemerintah kemarin (23/8/2013) dapat menimbulkan kepercayaan masyarakat terhadap mata uang dalam negeri.

"Minimal saya ingin dapat gambaran, pasokan, dana hasil ekspor sudah masuk, tapi kenapa mereka lebih percaya kepada dollar AS, bukan rupiah?" ujar Enny saat diskusi di Restoran Warung Daun, Jakarta, Sabtu (24/8/2013).

Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Direktorat Perencanaan Strategis dan Humas Bank Indonesia (BI) Difi A Johansyah mengatakan kondisi rupiah saat ini merupakan cerminan fundamental ekonomi Indonesia.  Menurut Difi, perubahan fundamental selalu terjadi.

"(Kondisi) Rupiah saat ini cerminan fundamental ekonomi kita. Tiap hari memang berubah. Saat (nilai tukar rupiah) Rp 8.500, keseimbangan saat itu yang memang segitu. Sekarang Rp 10.000 per dollar AS itu keseimbangan baru," kata Difi. Kemarin,

Jumat (23/8/2013), pemerintah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi dalam merespon gejolak perekonomian dalam negeri akibat krisis global.

Gejolak ekonomi nasional tersebut antara lain melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dan terperosoknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Whats New
Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Whats New
Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Whats New
Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com