Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Pasar Tak Puas, Rupiah Masih Loyo

Kompas.com - 26/08/2013, 13:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Rupiah masih belum bertenaga pada awal pekan ini (26/8/2013). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 11.58 WIB, rupiah melemah 0,7 persen menjadi Rp 10.855 per dollar AS. Ini merupakan level terlemah sejak April 2009 lalu. Pelemahan rupiah di pasar spot pada pekan lalu mencapai 3,7 persen yang merupakan pelemahan mingguan terburuk sejak November 2008.

Sementara itu, jika dibandingkan dengan nilai tukar rupiah di pasar non deliverable forward (NDF) untuk pengantaran satu bulan ke depan, posisi rupiah di pasar spot lebih premium 4,9 persen. Asal tahu saja, nilai tukar rupiah di pasar NDF untuk pengantaran satu bulan keok 1,3 persen menjadi 11.412 per dollar AS.

Pelemahan rupiah dipicu oleh kecemasan pelaku pasar bahwa kebijakan yang diambil Pemerintah Indonesia saat ini belum cukup untuk mengangkat kembali pamor rupiah.

Seperti yang diketahui, pada 2 Agustus lalu, Menteri Keuangan Chatib Basri menjelaskan, Indonesia akan menawarkan pemangkasan pajak bagi perusahaan berorientasi ekspor untuk mengerek penjualan luar negeri dan mengurangi defisit neraca perdagangan. Pada hari yang sama, Bank Indonesia (BI) juga mengumumkan sejumlah kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan suplai mata uang asing.

"Kebijakan-kebijakan tersebut bertujuan untuk mengatasi isu struktural dalam jangka menengah-panjang. Sementara pelaku pasar mengharapkan kebijakan cepat dalam menghadapi pelemahan rupiah," papar Eric Alexander Sugandi, ekonom Standard Chartered Plc, kepada Bloomberg.

Dia menambahkan, bukan berarti kebijakan tersebut buruk. "Hanya saja, dampak dari kebijakan itu baru akan terasa setidaknya satu bulan ke depan," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Whats New
Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com