Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sentuh 1,12 Persen, Inflasi Agustus Tertinggi sejak Tahun 1999

Kompas.com - 02/09/2013, 13:29 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan inflasi Agustus 2013 sebesar 1,12 persen merupakan inflasi tertinggi pada periode sama sejak 1999. Emas perhiasan menjadi komoditas penyumbang tertinggi inflasi Agustus 2013.

"Pada 2011 inflasi Agustus sebesar 0,93 persen, sementara pada 2012 inflasi Agustus sebesar 0,95 persen," ujar Kepala BPS, Suryamin, di gedung BPS, Jakarta, Selasa (2/9/2013).

Suryamin merinci tujuh belas komoditi yang menyumbang inflasi, antara lain emas perhiasan, ikan segar, tarif listrik, tarif angkutan umum, bawang merah, dan kentang. Penyebab inflasi lainnya yakni kenaikan tarif angkutan udara, harga beras, tomat sayur, kelapa, daging sapi, dan mie.

"Nasi dengan lauk, upah buruh bukan mandor, uang sekolah SD, uang sekolah SLTA, serta tarif rekreasi juga turut andil dalam inflasi Agustus 2013," sebut Suryamin.

Emas perhiasan sebagai core comodity menyumbang 0,12 persen, dengan kenaikan harga 6,11 persen dari Juli 2013. "Ini dipicu kenaikan harga emas internasional," ujar Suryamin.

Inflasi emas perhiasan terjadi di 57 kota indeks harga konsumen (IHK). Tertingi di padang sebesar 15 persen dan di Jember 13 persen. Penyumbang inflasi tertinggi setelah emas perhiasan adalah ikan segar. Ikan segar menyumbang 0,11 persen terhadap inflasi Agustus 2013. Perubahan harganya mencapau 3,6 persen, disebabkan pengaruh cuaca.  "Gelombang tinggi menyebabkan berkurangnya aktivitas nelayan," imbuh Suryamin.

Kenaikan tarif listrik pada triwulan ketiga, yang memang sudah sesuai perencanaan pemerintah ikut andil 0,1 persen terhadap inflasi. Akibat kenaikan tarif listrik terjadi kenaikan di 66 kota IHK antara 0,96 persen - 5,63 persen.

"Tarif angkutan kota turut andil 0,9 persen terhadap inflasi. Kenaikan tarif tertinggi di Semarang 39 persen, dan Jember 36 persen," sebut Suryamin.

Akibat kurangnya pasokan, bawang merah juga memicu inflasi Agustus 2013. Kontribusinya sebesar 0,07 persen. Kenaikan harga bawang merah tertinggi di Mamuju (66 persen) dan Sorong (57 persen). Kentang menyumbang 0,04 persen terhadap inflasi.

Suryamin mengatakan, permintaan kentang meningkat jelang lebaran menyebabkan harga di 64 kota IHK, naik. Tertinggi di Balikpapan 32 persen dan Cirebon 38 persen. Tarif angkutan udara menyumbang 0,4 persen terhadap inflasi Agustus 2013. Beras, yang masih belum masuki masa panen menyumbang 0,03 persen.

Sementara tomat sayur dan kelapa juga andil masing-masing 0,03 persen terhadap inflasi Agustus 2013. "Daging sapi menyumbang 0,02 persen, karena permintaan jelang Lebaran naik," imbuh Suryamin.

Mie dan nasi dengan lauk masing-masing menyumbang 0,02 persen terhada inflasi Agustus 2013. Begitu pula dengan upah tukang bukan mandor, uang sekolah SD, uang sekolah SLTA, serta tarif rekreasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Work Smart
Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Whats New
Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com