Saat presentasi di Komisi XI DPR, Anton mengkritik struktur perbankan di Indonesia yang dianggap oligopolistik serta relatif dangkal dan tidak bekerja secara optimalnya pasar keuangan jangka pendek (money market dan foreign exchange market). Dia juga bilang pasar uang di Indonesia dianggap tidak terlalu berkerja.
"Hal tersebut menyebabkan tidak berjalannya fungsi intermediasi perbankan, serta menambah tekanan dan kerentanan perekonomian kita dalam ekonomi dunia yang bergejolak," ujar Anton, Selasa (3/9/2013).
Menurut dia, ada beberapa indikator yang menunjukkan pasar uang di Indonesia tidak bekerja maksimal. Dia menyampaikan, bahwa sekitar 70 persen dari aktivitas perbankan di Indonesia (baik dari segi kredit, dana maupun aset) masih dikuasai oleh sekitar 14 bank besar saja.
Selain itu, volume transaksi harian di pasar uang dari tahun ke tahun tidak bertumbuh. "Walaupun aset dan aktivitas perbankan tumbuh secara signifikan," ujar Anton.
Indikator lainnya yakni jauh lebih rendahnya suku bunga repo (repurchase agreement) yang memiliki kolateral. Anton menjelaskan, ada banyak permasalahan yang menjadi latar belakang tak berjalannya pasar repo di Indonesia seperti limit kredit, perpajakan, dan kepastian hukum. (Oginawa R Prayogo)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.