Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama 2012, Amerika Catatkan Produksi Migas Terbesar Dunia

Kompas.com - 04/09/2013, 03:10 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — BP Statistical Review Energi Dunia 2013 melaporkan peningkatan produksi minyak sepanjang 2012, termasuk peningkatan produksi hidrokarbon non-konvensional seperti tight oil. Data ini disebut sebagai makin beragamnya sumber energi di tengah pasar global yang terus beradaptasi, berinovasi, dan berevolusi.

"Amerika tercatat mengalami pertumbuhan tertinggi dalam produksi migas dunia pada 2012," kata Group Chief Economist BP Christof Ruhl, Selasa (3/9/2013). Peningkatan produksi gas alam di Amerika Serikat yang membuat harga gas menjadi lebih murah, ujar dia, telah menggantikan penggunaan batu bara sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Karenanya, Amerika juga sekaligus mencatatkan penurunan terbesar di dunia untuk konsumsi batu bara.

Dalam laporan ini disebutkan, sepanjang 2012 telah terjadi pula penurunan terbesar produksi energi berbasis nuklir. Pembangkit listrik tenaga nuklir di Jepang hampir tak berfungsi sama sekali, setelah dihantam tsunami dan gempa pada 2011 yang mengakibatkan kebocoran reaktor. Kebutuhan energi Jepang terbantu dengan impor energi berbasis fosil termasuk gas alam cair (LNG).

Di Eropa, harga gas lebih mahal dibanding di Amerika sehingga penopang bahan bakarnya pun berkebalikan dengan Amerika, justru batu bara menggantikan gas.

“Bagi kami di industri energi, tantangannya adalah bagaimana kita menanggapi perubahan besar yang kita lihat, pergeseran permintaan terhadap negara-negara berkembang dan pergeseran dalam pasokan menuju keragaman sumber energi, termasuk yang tidak konvensional,” kata BP Group Chief Executive Bob Dudley.

Berdasarkan data yang ada, lanjut Dudley, tersedia beragam sumber energi. "Tantangan kita sebagai industri adalah, untuk membuat pilihan terbaik tentang di mana untuk berinvestasi. Kami ingin menyediakan energi dengan cara aman dan kompetitif, memanfaatkan kekuatan kami sementara mengurangi risiko, dan mengelola biaya kami,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com