Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedelai Mahal, Perajin: Sepanjang Sejarah, Inilah yang Tertinggi

Kompas.com - 05/09/2013, 11:36 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Para perajin tahu dan tempe merasa pemerintah masih kurang berpihak kepada mereka. Buktinya, hingga hari ini harga kedelai sebagai bahan baku pembuatan tahu dan tempe tetap tinggi. Hal itu sangat memukul pengrajin tahu dan tempe skala kecil.

"Imbas harga tinggi ini langsung ke pengrajin yang kecil. Kalau yang besar lebih bisa mengatur, bisa mengurangi produksi, mengecilkan ukuran, dan menaikkan harga," kata Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifuddin, di kantor Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), di Jakarta, Kamis (5/9/2013).

Dalam rapat dengar pendapat yang dihadiri perwakilan Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Bulog, dan pihak terkait itu, Aip mempertanyakan keberpihakan pemerintah untuk menstabilkan harga makanan rakyat itu.

Dua pekan terakhir, harga kedelai bahan baku pembuat tahu dan tempe bergejolak antara Rp 8.900 hingga Rp 10.000 per kilogram. Itu adalah harga tertinggi sepanjang sejarah. Pada tahun 2008 harga kedelai mencapai kisaran Rp 8.500 per kilogram.

Waktu itu, para perajin juga turun ke jalan meminta pemerintah melakukan stabilisasi haga. "Kemudian turun lagi harga kedelai jadi Rp 5.000 fluktuatif Rp 6.000 - Rp 7.000. Sekarang, harganya Rp 8.900 sampai Rp 10.000-an, tergantung daerahnya. Pasti lebih tidak tahan. Sepanjang sejarah inilah yang tertinggi. Kami sangat sedih dan menderita," ungkapnya.

Akibat harga yang masih tinggi tersebut, Aip mengatakan sudah ribuan perajin yang mengurangi produksi. Bahkan pada skala kecil, banyak juga yang mengurangi karyawan. "Sudah kurang pendapatan. Sehingga, dengan demikian kami lakukan mogok produksi mulai Senin besok, tanggal 9 September 2013 dan tanggal 11," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com