Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menangkis Pelemahan Rupiah ala Pemerintah

Kompas.com - 06/09/2013, 11:05 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Pemerintah berusaha untuk merespons pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) yang terjadi beberapa pekan ini. Untuk itu, ada dua hal yang akan dilakukan pemerintah agar nilai tukar rupiah tidak terjun bebas.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Bambang Brojonegoro bilang, pemerintah akan fokus mengendalikan inflasi dan current account defisit atau transaksi berjalan. "Dua hal ini dijadikan pekerjaan rumah, paling tidak, target kami di kuartal III baik inflasi maupun current account defisit harus lebih baik dari kuartal II," kata Bambang di Kantor Wakil Presiden, Kamis (5/9/2013).

Bambang melanjutkan, untuk inflasi yang cukup besar di kuartal II diharapkan tak terulang di kuartal III. Sementara itu, inflasi Agustus tercatat 1,12 persen lebih rendah dari bulan Juli 3,29 persen. Karena itu, pemerintah optimistis inflasi September bisa turun lagi ke bawah 1 persen.  "Current account defisit juga kami harapkan begitu (turun)," tambahnya.

Untuk informasi saja, kuartal II 2013 defisit neraca transaksi berjalan mencapai 9,85 miliar dollar AS atau 4,4 persen dari produk domestik bruto (PDB). Ini adalah rekor defisit terparah sepanjang sejarah Indonesia.

Guna meningkatkan investasi dalam negeri, Bambang mengaku akan serius memperbaiki halangan agar investor tetap berminat. Sayangnya, Bambang belum menjelaskan lebih lanjut apa saja rincian kebijakan untuk menarik investor tersebut. Ia hanya bilang, setelah aturannya terbit, barulah rinciannya bisa dibeberkan.

Pengusaha butuh kepastian nilai tukar

Sementara itu, pengusaha meminta agar pemerintah segera melakukan terobosan agar nilai tukar rupiah tak terpuruk. Jika rupiah terjun kian dalam, dampaknya akan mempengaruhi proyek-proyek yang sedang dipersiapkan.

Hal ini disampaikan oleh Anggota Komite Ekonomi Nasional (KEN), Erwin Aksa Mahmud saat melakukan diskusi yang diselenggarakan KONTAN di Jakarta, Kamis (5/9/2013). Menurut Erwin, banyak proyek membutuhkan dollar AS untuk membeli peralatan kerja serta mesin produksi. “Saya saja sudah menunda beberapa proyek,” kata Erwin yang juga chief executive officer (CEO) Bosowa Group tersebut.

Dampak dari penundaan proyek itu beragam, mulai dari berkurangnya penyerapan tenaga kerja, hingga penurunan pertumbuhan ekonomi. “Maka itu pengusaha itu butuh agar rupiah stabil, ini harus jadi prioritas,” tegas Erwin.

Jumat (6/9/2013) pagi ini,  pukul 9.24 WIB, rupiah di pasar sport berada di posisi Rp 11.674 per dollar Amerika Serikat (AS) atau turun 0,26 persen jika dibandingkan posisi kemarin di level Rp 11.649. (Noverius Laoli, Asnil Bambani Amri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com