Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Pengendalian Konsumsi BBM Bersubsidi Terus Dicari

Kompas.com - 13/09/2013, 17:15 WIB
Evy Rachmawati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral terus mencari cara untuk mengendalikan bahan bakar minyak bersubsidi.

Saat ini kementerian tersebut sedang menyusun rencana untuk menerapkan pembelian BBM bersubsidi dengan menggunakan kartu isi ulang atau nontunai di setiap stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) pada 2014. 

"Kami akan terus berupaya mencari cara untuk mengendalikan distribusi BBM bersubsidi," kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Susilo Siswoutomo, Jumat (13/9/2013), di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta.

“Salah satu cara yang akan digarap habis-habisan dan akan segera dibicarakan dengan BPH Migas (Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi) adalah pelaksanaan pembelian transaksi BBM bersubsidi dengan memakai noncash, misalnya memakai kartu isi ulang, kerja sama dengan bank,” kata dia.

Pembeli kartu itu wajib menunjukkan surat tanda nomor kendaraan (STNK) sehingga ada data secara online alamat dan nomor kendaraan pengguna BBM bersubsidi.

“Suatu saat kartu BBM bersubsidi akan dikeluarkan bank. Ini bekerja sama dengan Bank BNI, Bank Mandiri, BUMN, dan Bank Pembangunan Daerah. Bisa juga misalkan ada kartu khusus yang ada logo BPH Migas,” kata Susilo menegaskan.

Keuntungan menggunakan mekanisme nontunai ini adalah transaksi bisa terdeteksi semua. Bagi pengguna kendaraan, kalau mau membeli BBM bersubsidi bisa terdata semua. Jadi, semua transaksi dari SPBU (stasiun pengisian bahan bakar umum) ke kendaraan bisa tercatat, saat bayar maka langsung tercatat oleh bank. (EVY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com