Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikuasai Kartel, Tata Niaga Kedelai Bobrok

Kompas.com - 18/09/2013, 07:23 WIB


SEMARANG, KOMPAS.com
- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, tata niaga kedelai di Indonesia saat ini tergolong bobrok. Arus perdagangan komoditas ini masih dikuasai mekanisme kartel oleh para importir kedelai sehingga menyulitkan pengembangan pertanian kedelai lokal.

”Saya memang agak keras dalam memerangi praktik kartel kedelai. Dari sisi teknis, kedelai lokal kita ternyata banyak yang jauh lebih bagus untuk dikembangkan. Namun, seolah pasokan hanya bisa dipenuhi produk impor sehingga membuat petani tidak bergairah menanamnya,” kata Ganjar, Selasa (17/9/2013), pada diskusi bertema ”Krisis Kedelai Berulang, Mungkinkah Kedelai Lokal Bangkit?” yang diadakan Harian Kompas Perwakilan Jawa Tengah di Hotel Santika Premiere, Semarang.

Diskusi ini antara lain menghadirkan pejabat di Pemerintah Provinsi Jateng, Kepala Divisi Regional (Divre) Perum Bulog Jateng Witono, sejumlah petani kedelai dari Kabupaten Grobogan, anggota DPRD Jateng Istajib, dan Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jateng Moeh Ismail Wahab.

Menurut Ganjar, bisnis kedelai dikuasai 14 importir yang memegang surat persetujuan impor dan mekanismenya mengarah ke sistem kartel. Bisnis kedelai impor berkembang seiring makin menyusutnya lahan tanaman kedelai.

Kepala Perum Bulog Divre Jateng Witono mengatakan, salah satu kendala Bulog membeli kedelai petani adalah harga jual di atas harga penetapan pemerintah (HPP). Menurut dia, HPP kedelai Rp 7.000 per kilogram. Di lapangan, harga sudah mencapai Rp 8.000 per kilogram. Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jateng Ismail Wahab mengatakan, Jateng sangat berpotensi menjadi sentra kedelai lagi. Hal itu karena luas lahan kedelai di provinsi ini pernah mencapai 233.000 hektar pada 1992.

Di Jakarta, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan, pemerintah menambah volume izin impor kedelai hingga akhir tahun 1,1 juta ton dari sebelumnya 580.000 ton. Penambahan kuota volume izin impor kedelai dilakukan terkait kebijakan relaksasi impor kedelai sesuai arahan Wakil Presiden Boediono.

Di Bogor, Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi memprediksi harga kedelai akan naik lagi beberapa bulan mendatang. Indonesia masih mengimpor kedelai yang harganya dipengaruhi kurs dollar AS. Selain itu, produksi kedelai AS juga sedang kurang baik sehingga yang dilepas ke pasar dunia akan berkurang. (MAS/BRO/WHO/SON/GRE/RWN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com