Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Asuransi di Asean Menggiurkan

Kompas.com - 19/09/2013, 14:48 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Dengan populasi mencapai 600 juta jiwa, kawasan Asia Tenggara  dinilai sebagai pasar yang sangat menarik bagi industri asuransi. Apalagi penetrasi asuransi terhadap PDB di kawasan ini masih tergolong rendah.

Berdasarkan data Fitch Rating, hingga tahun 2012 penetrasi asuransi di enam negara ASEAN, yakni Singapura, Malaysia, Thailand, Indonesia, Filipina, dan Vietnam masing-masing masih di bawah 5 persen dari PDB.

"ASEAN merupakan kawasan ekonomi yang semakin strategis bagi perekonomian global dan memiliki prospek pertumbuhan yang sangat kuat. Hal tersebut dapat dilihat dari tingginya pertumbuhan PDB dan potensinya di masa depan," kata Sekretaris Jenderal ASEAN Insurance Council (AIC) Evelina F Pietruschka di Jakarta, Kamis (19/9/2013).

Sebagai informasi, berdasarkan hasil riset IHS Global Insight, PDB ASEAN akan terus meningkat dari 2,3 triliun dollar AS di tahun 2012 menjadi 4,7 triliun dollar AS pada tahun 2020 dan 10 triliun dollar AS pada tahun 2030 mendatang.

"Menguatnya perekonomian ASEAN merupakan peluang yang sangat bagus bagi industri asuransi. Untuk itu, penguatan regulasi dan peningkatan kualitas SDM harus terus dilakukan agar industri asuransi di ASEAN dapat tumbuh secara sehat dan kompetitif," ujar Evelina.

Industri asuransi, lanjut Evelina, juga memiliki peran strategis dalam mendorong pembangunan di kawasan ASEAN. Dengan berkembangnya perusahaan-perusahaan asuransi, maka negara-negara di ASEAN akan memiliki lebih banyak sumber pendanaan bagi pembangunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com