"Kalau memang ada (pasokan di Bulog) kita ambil, melalui Kopti. Tapi masalahnya kopti enggak berjalan, belum masuk. Kami harap Bulog bisa berkesinambungan dan yang perajin diharapkan terus harga stabil," kata pemilik sentra produksi tahu Putra Sumo, Sutaryodi saat kunjungan Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, Jakarta, Jumat (20/9/2013).
Menurut perajin tahu dari Utan Kayu, Jakarta ini, harga kedelai masih di kisaran Rp 9.200 hingga Rp 9.500 per kilogram. Padahal kapasitas produksinya cukup besar, yakni sekitar tujuh kwintal per hari.
Sekali produksi, mantan PNS dari dinas perhubungan udara itu, mengeluarkan biaya sebesar Rp 2 juta. Itu pun menggunakan bahan bakar kayu. Produsen yang menggunakan bahan bakar gas, mengeluarkan biaya produksi lebih besar. "Kami ambilnya dari pasar-pasar tradisional seperti Jatinegara, karena di Kopti belum masuk," lanjut dia.
Senada dengan Sutaryo, Benny salah satu anggota Primkopti (Primer Koperasi Tahu Tempe Indonesia) Jakarta Timur, juga berharap Gita segera campur tangan supaya perajin bisa mendapatkan kedelai dengan harga lebih rendah.
Beberapa waktu lalu Perum Bulog menjual kedelai lokal asal Aceh kepada Pusat Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta seharga Rp 8.100 per kilogram.