Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Neraca Dagang Defisit, Pemerintah : Kurangi Minuman Impor Kemasan

Kompas.com - 20/09/2013, 20:18 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menghimbau agar masyarakat mengurangi konsumsi minuman kemasan dalam kaleng impor. Hal itu untuk menekan neraca impor yang terus melonjak setiap tahun.

Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati mengatakan, selama ini kenaikan neraca impor cenderung lebih besar dibandingkan dengan kenaikan neraca ekspor. Untuk itu, pemerintah mengharapkan bisa menekan neraca impor.

"Kalau bisa menekan (impor) konsumsi yang barang konsumsi. Yang bisa kita lakukan ya menghimbau saja, misalnya kalau boleh minum, tidak minum yang kalengan impor. Kita minum saja air putih. Jadi itu bisa membantu juga kan. Jadi kita mengurangi konsumsi terhadap barang-barang impor," kata Anny di Pantai Indah Kapuk Jakarta, Jumat (20/9/2013).

Ia menambahkan, untuk menekan defisit neraca perdagangan ini memang tidak bisa langsung dengan mudah menurunkan impor. Sehingga pihaknya bersama-sama dengan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) sedang mengkaji cara untuk menurunkan impor tersebut.

"Teman-teman BKF sedang melakukan review insentif fiskal yang kaitannya dengan bahan penolong. Ini untuk mendorong baik bahan baku maupun bahan setengah jadi untuk produksi yang berasal dari domestik," tambahnya.

Dengan kondisi itu, kata Anny, pemerintah akan bisa menekan neraca impor dalam jangka panjang. Sekadar catatan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase nilai impor Indonesia menurut golongan penggunaan barang dari Januari hingga Juli 2013 terdiri dari bahan baku atau bahan penolong sebesar 76,16 persen, barang modal 16,87 persen dan barang konsumsi 6,97 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com