Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menakar Peluang Rupiah di Awal Pekan

Kompas.com - 23/09/2013, 08:35 WIB
Robertus Benny Dwi Koestanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah masih dihinggapi tekanan pada awal pekan ini, Senin (23/9/2013). Sentimen negatif datang dari eksternal dan internal di tengah kemungkinan masuknya Bank Indonesia melakukan intervensi.

Rupiah mampu menghijau meski tipis sepanjang pekan kemarin. Meski transaksi forward rupiah pada awal pekan di pasar berjangka mengalami kenaikan, tetapi kurs tengah Bank Indonesia justu mencatatkan pelemahan.

Walaupun telah banyak beredar kabar bahwa pengurangan stimulus The Fed tidak akan signifikan namun rupiah tetap menunjukkan sedikit pelemahan, setelah di akhir pekan sebelumnya menguat merespons kenaikan BI rate.

Riset Trust Securities menganalisa tampaknya tekanan ambil untung juga berimbas pada laju kurs rupiah sehingga kurang mampu bertahan di zona hijaunya. Setelah penguatan yang terjadi sebelumnya, pelaku pasar kembali mempertanyakan keberlanjutan penguatan tersebut karena ke depan masih banyak sentimen yang harus dihadapi rupiah, baik dari eksternal dan terutama internal.

Laju nilai tukar rupiah melewati target support di level Rp 11.288 per dollar AS. Di awal pekan ini rupiah berpeluang bergerak di rentang Rp 11.300-11.386 per dollar AS pada kurs tengah Bank Indonesia.

Di tengah ketidakpastian tentang langkah bank sentral AS, dollar AS mampu beranjak menjauh dari posisi terendah tujuh bulan terakhir terhadap mata uang utama lain. Merujuk pada analisa riset Monex Investindo Futures, penguatan tersebut terjadi menyusul pernyataan Gubernur Bank Sentral St Louis (Fed St Louis) James Bullard.

Bullard mengatakan perubahan kebijakan soal keberlanjutan stimulus senilai 85 miliar dollar AS per bulan di Amerika mungkin akan dilakukan pada rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Oktober 2013, jika data data ekonomi Amerika mendukung.

Ketidakpastian diperburuk oleh kembali memanasnya perdebatan politik tentang wacana kenaikan plafon utang AS, yang akan memungkinkan pemerintah memperoleh dana pinjaman untuk membayar utang jatuh tempo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com