Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Alokasi Khusus Terus Bertambah, Infrastruktur Daerah Tetap Rendah

Kompas.com - 24/09/2013, 19:20 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi infastruktur daerah relatif tetap rendah dibanding target Millenuim Development Goals (MDGs), meskipun dana alokasi khusus (DAK) yang dikeluarkan pemerintah dari tahun ke tahun kian bertambah.

Menteri Pekerjaan Umum (PU), Djoko Kirmanto menengarai sebabnya adalah tidak adanya monitoring yang bisa dilakukan pemerintah pusat, agar anggaran yang diberikan tak meleset sasaran.

"Terus kalau kamu mau memonitor itu tidak ada kepastian bahwa daerah yang mau dimonitor akan memberikan laporan ke kita," kata Djoko ditemui usai rapat kerja dengan Komisi V, DPR RI, di gedung parlemen, Senayan, di Jakarta, pada Selasa (24/9/2013).

Dalam rapat kerja tersebut, Djoko memaparkan kondisi infrastruktur saat ini masih minim. Kondisi jalan kabupaten/kota yang baik hanya 59 persen, sementara jalan provinsi 68 persen. Kondisi irigasi kabupaten/kota yang baik hanya 59 persen, sementara irigasi provinsi 68 persen. Kondisi sanitasi 55,5 persen, jauh di bawah target MDGs yang mencapai 62,12 persen. Sementara itu, kondisi pelayanan air minum 53 persen. "Ini masih sedikit dibanding target MDGs 68,87 persen," katanya.

Padahal, dari catatan Kementrian PU, DAK yang dikucurkan dari APBN dari tahun ke tahun kian bertambah. Pada 2011, DAK yang dikeluarkan pemerintah sebesar Rp 6,51 triliun, tahun 2012 sebesar Rp 6,327, dan pada 2013 sebesar Rp 7,166 triliun. Untuk anggaran 2014, Kementerian PU kembali mengusulkan DAK lebih besar senilai Rp 7,309 triliun.

Saat dikonfirmasi wartawan usai rapat, Djoko mengatakan porsi terbesar akan diperuntukkan infrastruktur jalan. Agar pemakaian DAK dapat termonitor dan tepat sasaran, Djoko meminta agar usulan DAK dibahas juga di Komisi V bersama kementerian terkait, usai rapat trilateral yang terdiri dari Kementerian Teknis, Kemenkeu, dan Bappenas.

"Dulu, Menteri keuangan akan putuskan jebret gitu dan kami enggak tahu apa yang diputuskan. Sekarang kami usulkan untuk dibahas di Komisi V. Jadi proyeknya apa, lokasinya di mana, berapa besar dananya, kalau jadi juga bisa kita monitor," katanya.

Ia pun mengatakan selama ini Kementerian PU hanya mengantongi informasi sektor apa saja yang mendapat DAK, dan berapa dananya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com