Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengaduan Investasi Emas Bodong Marak

Kompas.com - 26/09/2013, 16:15 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Otoritas Jasa Keuangan  telah menerima beragam pengaduan masyarakat tentang keberadaan investasi bodong. Mayoritas, investasi bodong itu berupa investasi emas.

Deputi Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Sri Rahayu Widodo, mengatakan, sejak Januari hingga Agustus 2013 sudah ada pengaduan berupa 89 perusahaan yang diduga ilegal. Lalu ada 350 pertanyaan dan pengaduan terkait investasi ilegal.

"Dari total pengaduan itu, sekitar 60,55 persen mengadukan soal investasi emas bodong," kata Sri dalam diskusi Forum Ekonomi Nusantara: Inklusi Keuangan, Ketahanan terhadap Krisis dan Peningkatan Kesejahteraan, yang digelar Kompas dan BNI di Hotel Four Seasons, Jakarta, Kamis (26/9/2013).

Ia menambahkan, maraknya masyarakat mengadukan investasi emas bodong ini karena mereka belum mengerti produk investasi emas tersebut. Sebagai regulator di bidang industri keuangan dan keuangan nonbank, OJK memang selalu mendapat keluhan seperti ini. Meski, OJK sendiri juga mengaku masih bingung karena otoritas keuangan ini, menilai, investasi emas tidak berada dalam lingkup pengawasan OJK.

"Memang kami tidak memberikan izin investasi emas dan memberikan pengawasan. Soalnya, izin usaha investasi emas ini berada di bawah Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dan pengawasannya juga masih belum jelas di mana," katanya.

Namun, selaku regulator, OJK bersama Satuan Petugas Waspada akan terus menginvestigasi produk investasi bodong lainnya. Jika masyarakat belum jelas mengenai produk investasi apa pun, maka bisa mengadu ke OJK.

Selain banyak mengadukan investasi bodong berupa emas, masyarakat ini banyak mengeluh soal kontrak berjangka (14,68 persen), pasar uang (13,76 persen), multilevel marketing (4,59 persen), properti (3,67 persen), ekuitas (1,83 persen), dan batubara (0,92 persen).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com