Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Salah Satu Penyebab Indonesia Terus Impor BBM

Kompas.com - 28/09/2013, 15:59 WIB
Didik Purwanto

Penulis


YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Kontribusi minyak dan gas dalam negeri ke produk domestik bruto (PDB) terus menurun selama 40 tahun terakhir, bahkan hingga mencapai 50 persen.

Vice President Human Resources Communications and General Services Total E&P Indonesia Arividya Noviyanto mengatakan, kontribusi migas ke PDB bisa mencapai 50 persen pada tahun 1970. Namun, pada akhir 2012 lalu turun menjadi hanya 28 persen.

"Memang dari sisi persentase terus menurun, tapi ini nilainya masih signifikan," kata Arividya saat "Workshop Meliput Industri Hulu Migas" di MM UGM Yogyakarta, Sabtu (28/9/2013).

Ia menambahkan, penurunan kontribusi migas ke PDB ini tidak lepas dari produksi minyak dalam negeri yang terus menurun. Dari berbagai operator migas yang ada, memang mereka memiliki banyak sumur migas. Namun, ternyata sumur-sumur migas tersebut tidak memiliki produksi.

Hal ini memang tidak seperti di industri lain. Saat industri menambahkan alat untuk mendongkrak bisnisnya, maka pendapatannya langsung meningkat.

"Kalau di industri migas kan beda. Lihat saja blok migas Mahakam yang memiliki 100 sumur. Tapi tidak semuanya berproduksi migas. Tidak seperti industri tekstil yang saat dibelikan mesin, langsung produksi dan pendapatannya melonjak," tambahnya.

Saat 2008 lalu, jumlah kebutuhan energi Indonesia memang masih 5,8 MMBTU. Sementara saat ini kebutuhan energi domestik mencapai 10 MMBTU.

"Konsumsi migas di masyarakat ini terus meningkat. Sementara produksi minyak (lifting) dalam negeri terus menurun sehingga otomatis kita harus impor," tambahnya.

Untuk menekan impor bahan bakar minyak (BBM) ini, pemerintah berusaha memanfaatkan energi terbarukan baik bio massa, batubara, gas, geotermal, maupun listrik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Whats New
Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Whats New
Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com