Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulitnya Menjual Merek Sendiri

Kompas.com - 30/09/2013, 07:40 WIB


BANDUNG, KOMPAS
- Pelaku usaha kreatif masih kesulitan menjual merek dagang sendiri akibat keterbatasan modal dan jaringan usaha. Padahal, kemampuan menjual merek dagang sendiri diyakini mampu memberikan keuntungan dan peluang usaha lebih besar.

”Saat ini, lebih dari 90 persen produksi gitar untuk pasar luar negeri, terutama Inggris. Gitar kami biasanya lantas diberi merek baru dan dijual lagi ke berbagai negara, seperti Korea dan Jepang. Beberapa merek gitar itu seperti Brunswick, Timberline, Faith, dan Babicz,” kata Rochman, perwakilan bagian pemasaran PT Genta Trikarya, produsen gitar dari Bandung, Minggu (29/9/2013).

Genta Trikarya merupakan satu dari 129 peserta Pameran Produk Indonesia (PPI) yang digelar Kementerian Perindustrian di Bandung, 26-29 September 2013.

Rochman mengatakan, peluang itu sebenarnya bisa dikembangkan bila didukung modal yang kuat serta jaringan usaha lebih baik. Ia memperkirakan keuntungannya akan jauh lebih besar bila gitar langsung dijual kepada konsumen. Saat ini, gitar Genta dijual untuk pasar nasional dan distributor asing dengan harga berkisar Rp 625.000-Rp 5 juta per unit.

Rochman juga yakin bila keuntungan semakin tinggi akan memicu bertambahnya jumlah tenaga kerja. Saat ini, ia mempekerjakan 90 orang guna memenuhi permintaan 500 gitar per hari. Untuk satu unit gitar dibutuhkan 15-20 orang.

”Kami terkendala dengan modal dan jaringan untuk mengembangkan sayap usaha ini. Namun, bila ada niat dan usaha kami pasti bisa mewujudkannya,” katanya.

Hanung Satria Nugraha, produsen alat-alat musik, menyatakan, setiap pengusaha apalagi yang produknya sudah dijual di pasar luar negeri harus selalu menjaga kualitas. Gitar yang dibuat di Bandung, misalnya, mampu dipasarkan ke berbagai kota di Eropa dan Amerika Serikat.

”Kuncinya, teruslah berinovasi agar produk kita bisa diterima pasar,” ujarnya. Hanung mengakui, selain produk yang diberi merek, pihaknya juga menjual produk tanpa merek sehingga para penjual di Eropa yang memasang mereknya. Semua itu dilakukan dalam rangka penetrasi pasar agar produknya mencapai pasar luar negeri.

Antusiasme pengunjung PPI 2013 tinggi. Setiap hari PPI dikunjungi lebih dari 1.000 orang, dan pada penutupan Sabtu mencapai 2.000 orang. (CHE/DMU)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com