Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Siap Rilis Paket Kebijakan Antikrisis Jilid II

Kompas.com - 30/09/2013, 18:07 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah telah menyiapkan paket kebijakan kedua untuk mengantisipasi krisis di masa mendatang. Paket ini akan melengkapi paket kebijakan yang telah dirilis pada bulan lalu.

Pelaksana tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, upaya ini untuk mengantisipasi defisit neraca transaksi berjalan yang terus membesar dan mengantisipasi perlambatan ekonomi domestik di masa mendatang.

"Bagian dari kebijakan itu diupayakan agar sudah keluar pada bulan Oktober karena ingin menunjukkan ke siapa pun bahwa pemerintah tidak tinggal diam. Kita tidak akan tinggal diam. Kita akan jalan terus dengan reformasi yang telah dilakukan," kata Bambang saat ditemui di Badan Anggaran DPR Jakarta, Senin (30/9/2013).

Saat ini BKF sedang menggodok kebijakan apa saja yang akan dirilis dalam waktu dekat tersebut. Namun, Bambang mengatakan bahwa kebijakan ini tetap tidak akan jauh dari kebijakan fiskal, baik dari sisi perpajakan maupun cukai.

Begitu juga soal pembiayaan ke depan. Soal pembiayaan ini, pemerintah memang memiliki dana cadangan 5,5 miliar dollar AS. Pemerintah sudah mendapat komitmen dari Jepang dalam mengantisipasi krisis (dana Billateral Swap Aggreement atau BSA) sebesar 12 miliar dollar AS.

Rencananya, pemerintah akan mendapat komitmen dana cadangan dari Korea dan China dalam waktu dekat.

"Kita ingin menunjukkan bahwa jangan sampai upaya kita kurangi current account deficit hanya dengan kebijakan moneter yang ujung-ujungnya ganggu pertumbuhan. Kalau terlalu ekstrem, maka kita ciptakan keseimbangan antara kebijakan moneter dan fiskal, ataupun sektor riil, sehingga diharapkan bisa kurangi defisit itu kalau seimbang. Kedua, walau ada perlambatan (ekonomi), tidak terlalu dalam. Itu yang kita jaga," tambahnya.

Bambang menambahkan, paket kebijakan ekonomi yang pertama merupakan kebijakan responsif atas perlambatan ekonomi dunia dan rencana penghentian stimulus fiskal dari Amerika Serikat.

Adapun paket kebijakan ekonomi yang kedua ini merupakan kebijakan struktural yang lebih fundamental.

"Artinya, paket itu ada batasnya. Kita harus jawab pertanyaan ini secara struktural. Mungkin (paket kebijakan) pertama itu bersifat responsif. Antisipatif pada saat itu. Yang kedua ini tidak hanya responsif, tapi harus masuk ke struktural, lebih fundamental," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com