Jika permintaan ini gagal dipenuhi, akan ada 800.000 pegawai negeri Amerika yang akan dirumahkan tanpa gaji di tengah pemulihan ekonomi Amerika yang masih goyah. "Kami berada di tepi jurang," kata Senator dari Demokrat, Barbara Mikulski.
Meski terancam bangkrut, sejumlah pelayanan penting tetap akan berjalan selama "macetnya" pemerintahan, seperti patroli perbatasan dan pengawasan lalu lintas udara. Departemen Luar Negeri akan terus memproses aplikasi visa asing, dan kedutaan besar dan konsulat di luar negeri akan terus memberikan layanan kepada warga Amerika.
Ancaman macetnya pemerintahan karena masalah pendanaan dipastikan akan berdampak pada bursa saham seluruh dunia. Obligasi negara Amerika diprediksi akan anjlok harganya sehingga Wall Street khawatir dampaknya akan lebih buruk bagi perekonomian, seperti permintaan tambahan plafon utang.
Bahkan, bila pemerintahan Amerika "mandek", pemilu legislatif yang dijadwalkan berlangsung tahun depan akan turut terancam. Sejumlah pemimpin Partai Republik merasa khawatir masyarakat akan menyalahkan mereka karena menyebabkan macetnya pemerintahan akibat meminta pembatalan reformasi layanan kesehatan, yang dikenal sebagai "Obamacare".
Meski demikian, Partai Republik berkilah punya alasan kuat untuk menolak konsep Obamacare. Jutaan orang di Amerika, kata mereka, saat ini tak memiliki asuransi karena gaya hidup boros. Mereka berpendapat saat ini adalah waktu tepat warga Amerika diharuskan memiliki asuransi.