Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anomali Cuaca, Produksi Rumput Laut Turun

Kompas.com - 04/10/2013, 11:08 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memproyeksikan produksi rumput laut pada 2013 hanya 4 juta ton, turun dibanding tahun lalu sebesar 6,2 juta ton. Penyebab penurunan produksi ini karena terjadinya anomali cuaca pada tahun ini.

"Tahun ini produksi kita turun mungkin sekitar 4 juta ton basah," kata Sekjen KKP, Sjarief Widjaja, di Jakarta, Jumat (4/10/2013).

Sjarief mengatakan, pemerintah tengah mendorong budidaya dan industrialisasi rumput laut. Hal itu disebabkan permintaan dunia terhadap komoditas itu terus meningkat.

Oleh karena itu, pihaknya juga menjalin kerjasama dengan Food And Agriculture Organization (FAO) dalam kerjasama south to south, untuk meningkatkan potensi komoditas tersebut

Menurut Sjarief, rumput laut merupakan komoditas potensial Indonesia yang produksinya terus meningkat dari tahun ke tahun. Sebagai informasi, pada 2011 produksi rumput laut basah mencapai 5,3 juta ton. Sementara, pada 2012 lalu naik menjadi 6,2 juta ton.

Sayangnya akibat anomali cuaca, produksinya tahun ini terpaksa anjlok. "Tahun ini kan targetnya 7,5 juta ton. Tapi ada perubahan iklim, jadi penyebab turun," kata Dirjen Pemasaran dan Pengolahan Hasil Perikanan (P2HP) KKP, Saut Parulian Hutagalung, kepada Kompas.com.

Saut menerangkan, gelombang tinggi mengakibatkan banyak produksi rumput laut yang hanyut. Sementara itu curah hujan yang cukup tinggi juga membuat rumput laut mengalami gagal panen.

"Hujan tinggi menyebabkan rumput laut terkena banyak penyakit. Ini juga terjadi di China dan Filipina yang produksinya juga turun," ungkapnya.

Permintaan dunia yang tetap tinggi di tengah produktivitas yang merosot menyebabkan harga rumput laut terutama jenis Cottoni (bahan baku tepung rumput laut) melonjak, menjadi Rp 14.000 per kilogram, yang tadinya Rp 9.000 - Rp 10.000 per kilogram.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com