Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dahlan Sudah Paham Sumut Bakal Krisis Listrik

Kompas.com - 07/10/2013, 07:24 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
- Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mengungkapkan sejak tiga tahun lalu, saat menjabat Direktur Utama PLN, dirinya sudah menyadari krisis listrik akan terjadi di Sumatera Utara.

”Krisis terjadi karena kurangnya kapasitas yang terpasang, sementara kebutuhan terus meningkat. Namun, PLN kesulitan membangun pembangkit listrik di wilayah tersebut,” kata Dahlan, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Dahlan mengatakan, ketika itu, PLN ingin membangun pembangkit listrik di Asahan. Dana sudah disiapkan 250 juta dollar AS (Rp 2,8 triliun) untuk membangun pembangkit listrik 180 megawatt. ”Kontraktor juga sudah ada. Namun, Gubernur Sumut (Syamsul Arifin) tidak mau mengeluarkan izin,” ujarnya.

Dahlan menyebutkan, apabila izin tidak dikeluarkan, Sumut akan mengalami krisis listrik. ”Dulu saya sampai perang terbuka dengan beliau di media, tetapi izin tak kunjung keluar. Sekarang gubernur baru sudah mengizinkan, tetapi sudah terlambat dua tahun,” ujarnya.

Dahlan juga pernah merencanakan membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di Sarulla, Sumatera Utara, tetapi urung direalisasikan karena mendapat panggilan menjadi Menteri BUMN.

Krisis listrik di Sumut ini sudah menuai aksi protes masyarakat yang meminta PLN segera mengakhiri pemadaman bergilir ini. Pemadaman yang terjadi 2-3 kali sehari, masing-masing tiga hingga lima jam, membuat kehidupan warga Sumut terganggu.

Hingga kini PLTP Sarulla belum juga terealisasi karena direksi yang sekarang tidak berani membangun PLTP. ”Dulu kalau saya membangun, itu melanggar aturan karena PLN tidak boleh membangun sendiri pembangkitnya. Tetapi, saya nekat karena saya tidak bisa membayangkan Sumatera akan krisis listrik. Sayang, saya sudah keburu ditarik ke BUMN,” ujarnya.

Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Nur Pamudji, Sabtu (5/10/2013), di Jakarta, menjelaskan, krisis listrik di Sumatera bagian utara dan Riau lantaran cadangan daya mengecil. Beban puncak pada sistem kelistrikan Sumatera bagian utara 1.650 megawatt, tetapi kapasitas terpasang 1.450 MW sehingga daya defisit 200 MW. ”Kecepatan penyelesaian proyek pembangkit tidak bisa mengejar pertambahan permintaan,” ujarnya.

Saat ini kondisi pasokan daya di wilayah itu pas-pasan sehingga rawan terjadi pemadaman listrik bergilir ketika ada unit pembangkit yang harus dipelihara atau mengalami gangguan. Apalagi beberapa pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang ada mengalami penurunan daya karena debit air turun pada musim kemarau. ”Beberapa PLTA hanya dioperasikan pada malam hari,” kata Nur.

Selain itu, penyelesaian sejumlah proyek pembangkit listrik 10.000 MW tahap satu di Sumatera bagian utara dan Riau juga terlambat. Hal itu di antaranya pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Nagan Raya kapasitas 2 x 110 MW di Aceh, PLTU Pangkalan Susu kapasitas 2 x 220 MW di Sumatera Utara, dan PLTU Tenayan di Riau. Penyebabnya, antara lain, masalah kontraktor, pendanaan, dan pembebasan lahan.

PLN telah meminta izin khusus kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dan DPR agar dapat mendatangkan mesin pembangkit listrik tenaga diesel atau genset dengan total kapasitas 310 MW secara bertahap untuk mengatasi krisis listrik itu. Sebagai tahap awal, genset 150 MW akan mulai beroperasi Oktober ini. ”PLN tidak boleh membangun PLTD baru karena akan menambah konsumsi bahan bakar minyak,” ujarnya.

Untuk Riau, PLN akan mengoperasikan genset kapasitas 50 MW. Upaya lain, pihaknya akan menyelesaikan konstruksi pembangkit listrik tenaga gas kapasitas 100 MW di Duri. Saat ini dua mesin gas sudah sampai di lokasi pembangkit, sedangkan tiga mesin gas diangkut melalui sungai. Pembangkit itu ditargetkan beroperasi pada Desember dengan pasokan gas 25 juta kaki kubik per hari (mmscfd) dari Lapangan Jambi Merang.

Sementara itu, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman menyatakan, pemerintah telah menginstruksikan PLN agar segera mengatasi krisis listrik di Sumatera, termasuk menyewa genset sampai beberapa pembangkit di Sumatera beroperasi. ”Ini tidak menambah pemakaian BBM untuk kelistrikan secara nasional yang sebesar 6,2 juta kiloliter selama setahun,” ujarnya.(ARN/EVY/WSI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com