Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Dunia: Infrastruktur Kunci Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Kompas.com - 07/10/2013, 13:21 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
-  Bank Dunia menyatakn, pemerintah Indonesia harus betul-betul mengalokasikan anggaran yang besar untuk membangun infrastruktur.

"Budgeting belanja pemerintah untuk infrastruktur adalah kuncinya (pertumbuhan ekonomi)," ungkap Senior Macro Economist World Bank, Asley Tylor dalam diskusi di Kantor Bank Dunia, BEI, Jakarta, Senin (7/10/2013).

Selama ini alokasi pemerintah Indonesia untuk infrastruktur dinilai sangat minim. Padahal itu penting untuk menyokong pertumbuhan ekonomi. Ia mengatakan, perbaikan infrastruktur merupakan satu-satunya jalan yang bisa ditempuh pemerintah di tengah harga-harga komoditas dunia yang belum akan membaik dalam satu, dua tahun mendatang.

Dalam rilis terbarunya, Bank Dunia menaksir pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal melambat pada 2014, hanya di kisaran 5,3 persen. Ini lebih rendah dibanding proyeksi pertumbuhan ekonomi 2013 yang sebesar 5,6 persen.

Perlambatan ini, menurut Ekonom Utama Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik,  Bert Hofman sedikit banyak memang dipengaruhi oleh shutdown  pemerintah Amerika Serikat, di samping rencana tappering off oleh the Fed. Namun, Hofman juga mengatakan dampak tersebut bisa diminimalisir jika pemerintah Indonesia mampu meningkatkan konsumsi domestik.

Hofman memproyeksikan harga-harga komoditas tahun mendatang belum akan merangkak naik. Untuk mengantisipasinya, Indonesia harus memperbanyak produk olahan untuk pasar ekspor, dan tidak hanya mengandalkan komoditas mentah.

"Kinerja ekspor Indonesia sangat tergantung harga komoditas dunia, di mana lebih dari 60 persen ekspor Indonesia adalah natural resources," kata Hofman via teleconference, Jakarta-Singapura,

Di sisi lain China tengah menggeser orientasi perekonomian mereka, dari ekspor menjadi kepada permintaan pasar domestik (DMO). Itu menjadi peluang bagi Indonesia untuk menjajal peruntungan pasar nontradisional baru. "Ekonomi China sedang bergeser, ini menjadi peluang bagi Indonesia," kata Lead Economist Bank Dunia untuk Indonesia, Ndiame Diop di tempat yang sama.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com