“63,46 persen di Jawa, dan sisanya di luar Jawa. Kalau di Jawa, terluas di Jawa Timur, dan di luar Jawa, terluas ada di Lampung,” kata Gamal dalam Rapar Dengar Pendapat, di Senayan, Jakarta, Kamis (10/10/2013).
Namun, perluasan lahan tanam tidak dibarengi dengan konsistensi kualitas tebu atau rendemennya. Pada 2010 rata-rata rendemen tebu di level 6,47 persen, naik pada 2012 menjadi 8,14 persen. Sayangnya, hingga Juli 2013, rata-rata rendemen tebu turun di level 7,96 persen.
Gamal mengatakan, untuk mendorong swasembada gula, Kementan juga telah melakukan sejumlah upaya penataan industri gula. “Sejak 2010 Kementan melakukan perluasan areal tanam, pemberian bibit, pelatihan ke petani, perbaikan pengarian, hibah alat tebang, traktor, dan terakhir sensus lahan tebu online,” sebutnya.
Secara terpisah, di tempat yang sama, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto mengatakan, swasembada gula bisa dicapai jika luas lahan tebu seluas 350.000 hektar. Sayangnya, menurutnya saat ini, riil lahan tebu yang ada baru mencapai 150.000 hektar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.