Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencicipi Legitnya Laba Nasi Liboet

Kompas.com - 11/10/2013, 17:49 WIB
Asep Candra

Penulis


KOMPAS.com
- Siapa yang tak mengenal nasi liwet. Sajian makanan tradisional ini memang sudah sangat melegenda di negeri ini. Solo kerap kali diidentikan dengan masakan tradisional yang satu ini, tapi nasi liwet bukan hanya milik kotanya Jokowi, gubernur DKI Jakarta yang populer saat ini.

Bandung yang dikenal sebagai surga kuliner juga punya makanan khas tradisional ini. Beda daerah, beda pula sensasinya. Nasi liwet urang Bandung, memang punya keunikan sendiri. Diolah dengan menggunakan racikan bumbu ala chef para karuhun (leluhur).

Nasi Liboet alias Liwet Bunda Tuti, adalah salah satu nasi liwet yang terbilang unik di kota Bandung. Tak perlu waktu lama untuk menarik para pelanggan, hanya beberapa bulan saja merintis usaha rumahannya, nasi liboet sudah punya banyak penggemar, dari karyawan kantoran, kelompok ibu-ibu arisan hingga sejumlah orang ternama, seperti presenter dan aktivis pendidikan Dewi Hughes.

Kelezatan rasa yang disajikan ditambahkan konsep penyajian yang unik membuat nasi liboet kian dilirik. Hughes yang sempat merasakan sajian Nasi Liboet saat bertandang ke Kota Bandung, mengutarakan kesannya.

"Kemasan penyajiannya unik banget, berani beda dan berani repot. Jadi makannya serasa masak sendiri, terus nyuguhin tamu..." begitu komentar Dewi Hughes saat mencicipi nasi liboet di sebuah villa di kawasan Bandung Utara, belum lama ini.

Nasi liboet memang unik. Disuguhkan dalam sebuah citel memberi nuansa berbeda bagi pelanggannya. Taburan petai dan asin jambal disajikan sebagai topping nasi liboet yang menggugah selera. Tak heran, aroma sedap langsung menyeruak ketika tutup citel nasi liboet ini dibuka. Hmm... benar-benar mengugah selera.

Soal toping petai, kata Bunda Tuti, itu tergantung selera. "Bagi yang tak suka petai, tentu saja tak harus memaksakan. Toh, sensasinya masih tetap ada," ujarnya berpromosi.

Sebagai pendamping nasi liboetnya, Bunda Tuti melengkapinya dengan tahu, tempe, lalaban dan sambal. "Empal dan ayam bakar cocok mendampingi menu nasi liboet," ujarnya.

Tak sekadar memperkenalkan masakan tradisional ini kepada kalangan masyarakat luas, Bunda Tuti juga mencoba menyisipkan konsep kearifan lokal dalam pengemasan jualannya. "Kami mencoba menghadirkan konsep "ngabotram" atau makan bersama-sama. Ini tradisi orang Sunda. Ada kearifan lokalnya, di mana setiap orang kumpul bersama-sama dan menikmati sajian makanan bersama-sama pula. Jadi rame, silaturahimnya tetap terjaga," ujarnya.

Resep "Karuhun"

Menikmati masakan nasi liwet buatan Bunda Tuti memang terasa berbeda dengan nasi liwet kebanyakan. Bumbu dari rempah-rempah sangat terasa di lidah. "Kalau nasi liwet lain menggunakan santan, justru kami tidak. Kami menggantikannya dengan mentega. Selain akan terasa gurih, tentu saja, nasi liwet enggak akan cepat basi," ujarnya.

Diakui Tuti, resep nasi liwet buatannya didapat dari orangtua tantenya. "Jadi resepnya turun temurun. Saya sendiri sebenarnya tidak begitu pandai memasak, tapi setelah mencobanya berkali-kali, akhirnya berhasil. Kata tante, rasanya sudah dapat," cerita Tuti.

Tak gampang memang untuk menumbuhkan keyakinan diri. Keinginan kuat untuk berjualan, tak cukup membuat Tuti yakin. Namun, desakan sang suami, justru membuatnya tertantang.

Berbekal bismillah, ibu dua anak ini pun mulai berani menawarkan resep kuliner nasi liwet buatannya. Namun sebelumnya, ia terlebih dahulu meminta tanggapan dari orang-orang terdekatnya. "Kalau ada acara keluarga, menu nasi liboet jadi menu utama. Ternyata responnya bagus. setiap kali ada acara pengajian, ibu-ibu malah nagih nasi liboet," ujarnya.

Dari sini lah kepercayaan dirinya muncul. Didukung sang suami, ibu dua anak ini--Zallu Alraja Dilaga (9) dan Anaking Halizah Fitrinursabila (5) ini--mulai berani berjualan melalui media sosial. "Suami getol promosi di BB, FB sampai Twitter, lambat laun sudah mulai banyak yang tahu dan akhirnya order. Banyak dari mereka yang kini jadi pelanggan tetap lho," ujarnya.

Efek promosi dari mulut ke mulut pun membantu bisnis rumahannya pun kian dilirik banyak pihak. "Alhamdulillah, kalau dulu yang pesan masih jarang-jarang, sekarang sudah mulai berproduksi setiap hari. Kalau lagi banyak order, bisa memproduksi 5 citel porsi 30 orang," ujar Tuti.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com