Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendag Tetapkan Harga Referensi Importasi Hortikultura

Kompas.com - 11/10/2013, 22:31 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) memberlakukan mekanisme harga referensi hortikultura, dalam hal ini bawang merah dan cabai. Harga ini sebagai patokan untuk mengetahui kapan bisa diambil kebijakan importasi. Jika harga di pasar lebih dari harga patokan tersebut, maka keran impor akan dibuka. 

Demikian disampaikan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag, Srie Agustina, Jumat (11/10/2013).

Harga referensi bawang merah dipatok pada harga Rp 25.700 per kg.  Srie mengatakan, harga itu sudah memperhitungkan balik modal (BEP) petani ditambah keuntungan 40 persen, yang totalnya Rp 11.935 per kg. "Dan setelah dihitung biaya distribusi, susut, transportasi, bongkar muat dan lain- lain ditetapkan harga referensi sebesar Rp 25.700 per kg tersebut," kata Srie.

Sementara harga referensi cabai merah dan cabai keriting dipatok pada Rp 26.300 per kg. Srie menjelaskan, harga referensi untuk cabai merah dan cabai keriting, juga sudah memasukkan perhitungan BEP petani sebesar Rp 8.780 per kg. Ditambah lagi dengan keuntungan sebesar 40 persen, sehingga totalnya menjadi Rp12.290.

Adapun, harga referensi cabai rawit dipatok pada Rp 28.000 per kg. Menurut Sri harga patokan untuk cabai rawit sudah memasukkan BEP petani sebesar Rp 9.547 per kg, serta 40 persen keuntungan, sehingga totalnya menjadi Rp 13.365 per kg.

"Perhitungan tersebut juga mempertimbangkan susutnya komoditas, jika seperti cabai itu ada beberapa yang busuk, sementara bawang merah susut saat pemisahan bawang dengan bongkolnya," ujarnya.

Sebagai informasi, keputusan tersebut ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri nomor 118/PDN/KEP10/2013 tentang Penetapan Harga Referensi Produk Hortikultura yang ditetapkan dan diberlakukan pada 3 Oktober 2013.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com