Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko Terbesar Perekonomian AS adalah Tingkah Politisi

Kompas.com - 17/10/2013, 19:47 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com - Kegeraman terhadap ulah politikus mungkin tak hanya dirasakan oleh Indonesia. Pun di negara yang mengklaim dirinya sebagai kiblat demokrasi, Amerika Serikat, para politikus belakangan ini menjadi public enemy setelah sebelumnya hampir membuat negara tersebut kehilangan reputasi karena gagal bayar atas utang-utangnya.

Akibatnya, para petinggi perusahaan berikut ekonom satu suara dalam menilai para politikus di parlemen: sebagai risiko terbesar yang membayangi perekonomian AS. Kegagalan untuk mencapai kesepakatan penaikan batas utang telah memaksa pemerintah negara itu terhenti kegiatan pelayanannya selama 16 hari.

Dampaknya cukup besar. Tak hanya perlambatan ekonomi, namun juga dirumahkannya sekitar 2 juta karyawan akibat terhentinya kegiatan pemerintah AS. Alasan utama penghentian pemerintahan AS memang untuk menghemat anggaran. Namun lebih besar dari itu, shutdown yang terjadi ternyata berdampak luas hingga ke pelaku usaha swasta.

Akibat shutdown, banyak perusahaan yang akhirnya stagnan tanpa melakukan ekspansi bisnis, baik mendirikan pabrik, hingga belanja kebutuhan usaha.

"Pastinya, dalam pandangan saya, mengapa perekonomian AS tidak bisa melaju kencang adalah adanya ketidakpastian yang diciptakan oleh para politisi di Washington," ujar Mark Zandi, ekonom Moody's Analytics.

Pada siang hari ini Kamis (17/10/2013) atau Rabu malam waktu AS, Kongres akhirnya sepakat untuk meningkatkan plafon utang AS dan membuka kembali layanan pemerintah negara tersebut.

Akan tetapi kesepakatan yang dicapai di Kongres tidak memberikan solusi apapun terhadap masalah utama yang menyebabkan krisis. Diperkirakan kebuntuan akan kembali terjadi dalam beberapa bulan ke depan dan hanya sedikit yang memperkirakan bisa berhasil diatasi.

"Saat ini kita di AS menghadapi banyak krisis-krisis lanjutan, dan hal itu akan menggerogoti perekonomian kita. Jika Anda sebagai pelaku bisnis, bagaimana Anda menerjemahkan kondisi yang terjadi saat ini?," ujar Greg Valliere, analis dari Potomac Research Group.

Sementara itu, Laurence Fink CEO BlackRock Inc, mengaku bahwa banyak pemimpin perusahaan yang berbasis di AS mengeluhkan kinerja bisnis yang semakin menurun. "Saat saya berdiskusi dalam sebuah konferensi, banyak sekali para CEO yang mengeluhkan turunnya tingkat konsumsi masyarakat belakangan ini. Tentunya, hal itu (politisi di Washington) memberikan dampak negatif kepada perekonomian kita," terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com