Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produksi Jagung NTT Capai 711.000 ton

Kompas.com - 18/10/2013, 17:27 WIB

KUPANG, KOMPAS.com - Produksi komoditi jagung di Nusa Tenggara Timur (NTT) sampai akhir tahun 2013 diperkirakan mencapai 711.000 ton atau meningkat dari produksi 2012 sebanyak 638.000 ton.

Perkiraan ini didasarkan pada data Badan Pusat Statistik NTT, di mana hasil jagung sampai kuartal II-2013 sudah mencapai 687.970 ton ton.

"Perkiraan produksi jagung kita sampai akhir tahun ini sebanyak 711.000 ton. Produksi ini bisa melebihi perkiraan, karena masih ada program gerakan tanam serentak jagung yang akan dimulai pada musim tanam 2013," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Timur Yohanis Tay Ruba, Jumat (18/10/2013).

Menurut dia, gerakan tanam serentak jagung 1.000 hektare ini akan dikembangkan di kawasan Bena, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi NTT Aden Gultom secara terpisah menjelaskan, angka tetap produksi jagung NTT pada tahun 2012 adalah sebanyak 629.400 ton pipilan kering.

Tetapi berdasarkan perhitungan angka ramalan pertama (ARAM I) Tahun 2013, diperkirakan produksi jagung di NTT sebesar 673,700 ton atau meningkat sebesar 7,03 persen.

"Tahun 2013 NTT mengalami surplus jagung sebab produksi meningkat sebanyak 7,03 persen," ungkap Aden Gultom.

Di sisi lain, produksi padi pada tahun 2013 di wilayah ini diperkirakan hanya mencapai 654.300 ton atau menurun sebesar 6,3 persen, jika dibandingkan dengan produksi padi pada tahun 2012 sebesar 698.600 ton gabah kering giling (GKG).

Aden Gultom menambahkan, jika hasil perhitungan angka ramalan I tahun 2013 dibandingkan dengan angka tetap tahun 2012 untuk komoditi pangan lainnya seperti, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar, diperkirakan akan mengalami penurunan produksi.

Ia menguraikan, komoditi kedelai akan mengalami penurunan dari 2,8 ribu ton menjadi 2,7 ribu ton atau menurun sebesar 1,8 persen.

Sementara Komoditi kacang tanah diperkirakan mengalami penurunan produksi dari 21,6 ribu ton menjadi 15,1 ribu ton atau menurun 29,8 persen.

Sementara, produksi kacang hijau diperkirakan menurun dari 11,5 ribu ton menjadi 9,7 ribu ton atau menurun sebesar 15,6 persen.

Komoditi lain yang mengalami penurunan produksi adalah ubi kayu diperkirakan mengalami penurunan produksi dari 892,1 ribu ton menjadi 868,3 ribu ton atau mengalami penurunan 2,7 persen.

Begitu juga dengan halnya produksi komoditi ubi jalar yang mengalami penurunan dari 151,9 ribu ton menjadi 114,7 ribu ton atau menurun sebesar 24,5 persen, katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Whats New
Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com