Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2014, Pemerintah Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 6 Persen

Kompas.com - 19/10/2013, 09:35 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah tetap optimis untuk bisa mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen di tahun depan. Untuk mencapai hal tersebut, pemerintah akan berupaya dengan berbagai cara.

Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, pemerintah akan terus menekan defisit transaksi berjalan (current account deficit) hingga ke level terendahnya yaitu di level 2 persen, dari semula sekitar 4,4 persen di semester I-2013.

"Kalau kita lihat dalam pertumbuhan sebelumnya, itu kita pernah punya periode dimana defisit kita sekitar 1 persen dan pertumbuhan sekitar di atas 6 persen, itu di 2011. Jadi untuk 2013 masih di kisaran 5,5-5,9 persen dan untuk 2014 bisa 5,8-6,1 persen," kata Chatib saat ditemui di kantornya, Jumat (18/10/2013) malam.

Chatib optimistis, bila defisit transaksi berjalan terus semakin ditekan, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan meningkat. Prediksinya, di tahun 2015 ekonomi Indonesia akan stabil di atas 6 persen.

Untuk mencapai hal tersebut, memang bukanlah hal mudah. Namun pemerintah akan berupaya menyelesaikan masalah infrastruktur yang saat ini menjadi masalah utama konektivitas antarpulau dan antardaerah.

"Kalau infrastruktur dibenahi, maka kapasitasnya bisa mendukung. Ini kan sekarang demand-nya tinggi tapi supply-nya tidak bisa penuhi. Akhirnya impor. Tapi kalau supply bisa dipenuhi, maka masalah bisa selesai," tambahnya.

Selain masalah infrastruktur, pemerintah juga akan mengefisienkan peraturan yang menghambat investasi domestik. Sebab, bila investor mau masuk ke Indonesia maka tentu saja menginginkan biaya yang murah. Sehingga modal mereka untuk investasi di domestik juga murah.

Dengan kebutuhan modal yang murah dan biaya yang bisa ditekan, maka kebutuhan impor juga akan semakin rendah. Jika kebutuhan impor rendah, maka defisit neraca transaksi berjalan ini bisa lebih ditekan di angka lebih kecil dari sebelumnya.

"Kalau defisitnya bisa ditekan dengan cara tadi, kita bisa bicara di 2015 bisa tumbuh di kisaran 6 persenan," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com