Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Akan Panggil Bank BUMN Penerima Suap Diebold

Kompas.com - 24/10/2013, 17:16 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akan segera memanggil bank BUMN yang terbukti terlibat suap pengadaan mesin ATM dari perusahaan penyedia jaringan ATM di Amerika Serikat, Diebold.

Hal ini bisa terjadi jika kasus ini terus mengemuka dan belum mendapat penyelesaian dari Bank Indonesia (BI) dan bank terkait.

"Kalau ini semakin berkembang ke permukaan dan memberi gejolak isu yang tidak sehar di masyarakat, kami akan segera panggil BUMN-nya," kata anggota Komisi XI DPR Achsanul Qosasi di Jakarta, Kamis (24/10/2013).

Ia menambahkan, hingga saat ini DPR belum mengetahui adanya kasus suap yang melibatkan pejabat bank pemerintah tersebut. Namun DPR juga ikut tergelitik karena hal itu menarik untuk diketahui.

Apalagi kasus ini merupakan kasus perbankan yang selama ini menjadi jantung perekonomian. Bila ada data terkait kasus suap ini, maka DPR tidak akan segan-segan memanggil Diebold sekaligus bank terkait ataupun regulator yang mengurus masalah ini.

Sebab, masalah ini akan terkait masalah integritas bangsa karena mempertaruhkan bank pemerintah.

"Statement saya, segera cari (tersangkanya). Ini menarik karena bagaimanapun ini menyangkut kredibilitas bangsa. Karena mereka itu apalagi pejabat BUMN, mereka yang kelola keuangan negara. Integritasnya harus jelas dan dipertaruhkan dengan adanya kasus ini," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com