Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2014, Pemerintah Akan Terbitkan Obligasi Berdenominasi Yen

Kompas.com - 30/10/2013, 17:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com
- Tahun 2014, pemerintah akan kembali menerbitkan surat utang atau obligasi dalam bentuk mata uang yen Jepang atau yang biasa disebut sebagai samurai bonds, selain mata uang dollar Amerika Serikat.

Menurut Direktur Jenderal  Pengelolaan Utang (DJPU) Robert Pakpahan, pihaknya akan menerbitkan samurai bonds dan global bonds pada semester pertama tahun 2014 nanti.

Robert menjelaskan, untuk samurai bonds pihaknya akan menerbitkan dengan tenor yang panjang antara 5 tahun-10 tahun. Hanya saja, Robert tidak menjelaskan lebih rinci berapa nilai surat utang bermata uang yen ini diterbitkan.

“Kita masih hitung berapa porsi dan nilainya, tetapi kita akan mulai sosialisasi di awal tahun,” terang Robert, Rabu (30/10)  di gedung Kementerian keuangan (Kemenkeu).

Sementara untuk global bonds, rencananya pemerintah akan menerbitkan dalam empat seri, dengan waktu penerbitan dimulai sejak semester pertama.

Nantinya, tenor untuk masing-masing seri akan bermacam-macam, alias tidak akan sama. Artinya ada global bonds yang bertenor jangka waktu pendek (short term) dan jangka waktu panjang (short term).

Penerbitan samurai bonds dan global bonds ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk menutupi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014.

Selain menerbitkan global bonds dan samurai bonds, pemerintah juga mengeluarkan Surat Berharga Negara (SBN) lainnya, yang terdiri dari Surat Utang Negara (SUN), Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), dan Surat berharga berbentuk Valuta Asing.

Pemerintah menargetkan akan menerbitkan SBN neto sebesar Rp 250 triliun, dan SBN bruto sebesar 345 triliun. Untuk surat berharga dalam valas, rencananya akan diterbitkan sebanyak 20 persen dari total SBN yang akan diterbitkan.

Ekonom Bank Internasional Indonesia (BII) Juniman menilai, untuk saat ini setiap surat utang yang diterbitkan pemerintah selalu menarik, karena imbal hasil yang tinggi.

Termasuk juga bila menerbitkan samurai bonds, meski bermata uang yen, investor tetap akan melirik surat utang tersebut.

Selain itu, dari sisi kepentingan pemerintah, Juniman melihat penerbitan samurai bonds bisa mengurangi risiko perdagangan dalam mata uang yen. “Nilai perdagangan Indonesia-jepang cukup tinggi, jadi risiko rugi kurs bisa tertutupi dengan penerbitan samurai bonds,” kata Juniman.

Sekadar mengingatkan, Indonesia sudah dua kali menerbitkan samurai bond, yakni seri RIJPY0719 yang terbit pada Juli 2009 dan akan jatuh tempo pada 29 Juli 2019 senilai 30 miliar yen, dengan kupon 2,73 persen.

Lalu, RIJPY1120 terbit November 2010 akan jatuh tempo pada 12 November 2020 senilai 60 miliar yen berkupon 1,6 persen. Sementara itu, rencana penerbitan sukuk global sebelumnya direncanakan pada semester dua tahun ini didorong permintaan dari investor timur tengah. (Asep Munazat Zatnika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Kontan
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com