Meskipun demikian, ia mengaku mobil baru masih menjadi fokus pembiayaan. "Kami masih konsentrasi di mobil baru, mungkin sekitar 80 persen. Mobil bekasnya itu 18 persenan," kata Rahardjo di Jakarta, Rabu (6/11/2013).
Sepeda motor dan alat berat, lanjut Rahardjo, hanya memberi kontribusi pembiayaan yang kecil bila dibandingkan mobil baik baru maupun bekas. Persentase pembiayaan sepeda motor dan alat berat masing-masing sekitar 2 persen.
Rahardjo menjelaskan, pihaknya menargetkan volume pembiayaan mencapai Rp 8 triliun. Adapun hingga bulan September tahun ini volume pembiayaan tercatat Rp 6,5 triliun. Target tersebut dinilai menurun, karena tahun lalu volume pembiayaan CNAF mencapai Rp 8,9 triliun.
"Pembiayaan kami flat. Sekarang segmen otomotif lagi menghadapi banyak hal. Ada masalah DP, awal tahun kan yang syariah itu sudah seperti yang konvensional. Sementara tahum lalu kita punya peluang bermain dengan DP yg lebih rendah," ujar Rahardjo.
Masalah likuiditas pun dikatakannya sebagai salah satu faktor. Kenaikan BI rate yang saat ini berada pada posisi 7,25 persen secara langsung berimbas pada industri.
"BI rate kan sudah naik ke 7,25 persen. Langsung itu koreksi di interest rate dari kreditor kita itu bisa sampai 2 persenan kenaikannya. Jadi kita menawarkan tingkat suku bunga yang tidak sekompetitif sebelumnya," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.