Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Revisi DNI, Hatta Bantah Pemerintah Pro Asing

Kompas.com - 11/11/2013, 18:53 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa membantah jika pemerintah disebut berpihak kepada asing atau lebih liberal terkait rencana penerbitan revisi daftar negatif investasi (DNI). Menurut Hatta, pemerintah tetap berpihak kepada kepentingan nasional.

"Hingga saat ini tidak ada satu pun yang berubah dari sejak yang sudah ada. Tidak betul kita menjadi semakin liberal. Kita bisa memilih kepentingan nasional," kata Hatta di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin ( 11/11/2013 ), menyikapi pemberitaan terkait rencana revisi DNI.

Hatta mengatakan, belum ada keputusan mengenai usulan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan dunia usaha mengenai revisi DNI. Untuk itu, ia meminta agar jangan ada spekulasi hingga diputuskan.

Hatta menambahkan, Indonesia tetap memerlukan investasi. Namun, kata dia, hal itu tidak boleh mengorbankan kepentingan nasional dengan hanya melihat dari sisi ekonomi sesaat.

"Kita juga harus melihat kepentingan nasional kita jangka panjang. Bagaimana generasi kita ke depan, bagaimana inovasi kita bisa berkembang?" kata Hatta.

Hatta lalu menyinggung ketika pemerintah melakukan privatisasi perusahaan. Dulu, kata dia, ada pihak yang membandingkan mana yang lebih baik antara menguasai saham mayoritas, namun memberikan hasil sedikit. Atau cukup memiliki saham kecil, namun mendapatkan pajak yang besar.

"Menurut pandangan saya, dua-duanya penting. Kita penting menumbuhkan pengusaha nasional kita menjadi kuat. Kalau sesuatu itu hanya diberikan kepada asing saja, walaupun memberikan kontribusi yang seakan-akan besar, akan tetapi inovasi kita tidak berkembang. Jadi kepentingan bangsa kita bagaimana memberikan peran kepada pengusaha kita tanpa harus menutup peluang juga bagi investasi asing," kata Hatta.

"Jadi tidak betul kita menjadi semakin liberal. Saya minta yang lebih detail lagi dari dunia usaha. Kan pada akhirnya dunia usaha bersama BKPM yang melihat bagaimana kepentingan nasional kita," pungkas politisi PAN itu.

Seperti diberitakan, inti dari rencana revisi DNI adalah pembukaan akses baru dan perluasan akses yang sudah ada bagi investor asing di sejumlah bidang. Tekadnya adalah meningkatkan investasi. Namun, di sisi lain, dominasi asing atas perekonomian Indonesia akan menguat.

Dari hasil rapat sementara, lima bidang usaha yang sebelumnya tertutup bagi investor asing akan dibuka. Bidang usaha di bandara, pelabuhan, dan jasa kebandarudaraan akan dibuka akses kepemilikan modal asingnya sampai 100 persen. Ini bukan pada asetnya, melainkan pada pengelolaanya.

Di bidang usaha lainnya adalah terminal darat dan terminal barang. Dari yang sebelumnya tertutup untuk investasi asing, kepemilikan modalnya akan dibuka sampai 49 persen.

Sementara ada sekitar sepuluh bidang usaha yang selama ini telah dibuka aksesnya akan diperluas skalanya. Hal itu misalnya pariwisata alam, dari kepemilikan saham asing maksimal 49 persen menjadi maksimal 70 persen. Telekomunikasi jaringan tertutup dari 49 persen menjadi 65 persen. Farmasi dari 75 persen menjadi 85 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Whats New
Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com