Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apindo: Pemerintah RI Terbuai Hasil Survei McKinsey

Kompas.com - 12/11/2013, 13:31 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kalangan pengusaha pesimistis Konferensi Tingkat Menteri World Trade Organization (WTO) ke-9 di Bali pada Desember mendatang memberikan keuntungan bagi Indonesia.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan, hal itu disebabkan lantaran Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, seperti koordinasi antar institusi yang buruk dan semakin membanjirnya impor pertanian.

"Di dalam negeri saja kita susah bersaing dengan barang-barang impor. Ditambah mencoba penetrasi ke kompetisi internasional. Akan ke mana kita?," kata Sofjan, "Peran dan Kepentingan Indoenesia dalam WTO", di Jakarta, Selasa (12/11/2013).

Selain membanjirnya impor pertanian, lanjut Sofjan, struktur industri Indonesia masih sangat lemah. Hal itu lantaran ketidakjelasan pasokan energi, yang ujung-ujungnya kembali mengandalkan importasi.

"Energi resources juga enggak jelas. Kita tidak cepat menyelesaikan. Alternatif enegi enggak jalan-jalan, dan saat ini terus terang kita merasakan kekurangan gas dan listrik. Padahal butuh waktu lama nambah investasi dan infrastruktur energi," sebut Sofjan.

Lebih lanjut ia menegaskan kalangan pengusaha semakin tak siap bermain berdasarkan kesepakatan WTO nanti. Ketakutan tersebut didorong struktur industri yang tak kompetitif menyusul ketidakjelasan sistem pengupahan.

"Kita tadinya bisa menjadi pemain labor intensive. Tapi, itu pun dengan upah terakhir saya tidak yakin bisa (lagi). Di macam-macam bidang, kita tidak siap menghadapi yang lebih terbuka. Kita (mungkin) hanya akan jadi tukang jualan saja," imbuh Sofjan.

Sofjan menilai, banyaknya pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pemerintah itu seharusnya dimulai sejak 5-10 tahun silam. Namun, ia menyayangkan, pemerintah seolah-olah terlena dengan penilaian dari berbagai survei seperti McKinsey yang menyebut ekonomi Indonesia termasuk yang terbaik di dunia, dan beberapa survei lain.

"Saya lihat lebih banyak ruginya kita daripada untungnya. Menurut saya, WTO sengaja kita macetkan saja, toh tidak ada gunanya juga buat kita," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com